Ads 468x60px

Saturday, 7 December 2013

Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum



LEMBAR HASIL KERJA
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Judul Praktikum         : Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum
Nama / Nim                : Neddy Ferdiansyah / 08101004016   Kelompok   : IV (Empat)
Asisten                        : Novida R Sinaga                                  Tanggal      : 11 April 2013

I.    TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar mampu melakukan uji penentuan MIC suatu senyawa anti bakteri dengan bakteri uji tertentu dan agar mampu menetukan nilai MIC berdasarkan hasil uji (diameter zona hambat) yang dilakukan.

II. LANDASAN TEORI
Konsentrasi terendah dari tabng bulyen atau serum dimasukkan sebagai konsentarsi zat anti bakteri. Ada dua cara penentuan konsentrasi hambat minimum, yait cara pengjian dalam lempeng pembiakan dan cara pengenceran dalam tabung pembiakan. Subkltur dari KHM akan memperlihatkan tidak lebih dari beberapa koloni, sedangkan sbkultur dari beberapa tabung yang lebih baik atau kecil dari KHM memperlihatkan pertumbuhan subur. Tabung memperlihatkan pertumbuhan menunjukan konsentrasi zat antibakteri dengan aktivitas mematikan (Irianto 2006: 91).
Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme  yang lain. Antibiotik yamg efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil, maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum yang luas. Sebaliknya, suatu antibiotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antibiotik yang spektrumnya sempit. Sebelum suatu antibiotik digunakan untuk keperluan pengobatan, maka perlulah terlebih dahulu antibiotik itu diujikan efeknya terhadap spesies bakteri tertentu. Ada beberapa antibiotik yang tidak dihasilkan oleh golongan jamur, melainkan oleh golongan bakteri sendiri, misalnya tirotrisin yang dihasilkan oleh Bacillus brevis, basitrasin oleh Bacillus subtilis, polimiksin oleh  Bacillus polymyxa. Antibiotik yang pertama dikenal adalah penisilin, suatu zat yang dihasilkan oleh jamur Penicillium (Dwidjoseputro 1994 : 103).
Zat kimia akan menghambat atau mematikan mikroorganisme berkisar dari unsur logam berat, seperti perak dan tembaga sampai kepada molekul organik yang kompleks seperti persenyawaan amonium kueterner.  Mikroorganisme dapat disingkirkan, dihambat, atau dibunuh dengan sarana atau proses fisik, atau bahan kimia. Tersedia berbagai teknik dan sarana yang bekerja  menurut berbagai macam cara yang berbeda-beda dan masing-masing mempunyai keterbatasan sendiri-sendiri di dalam penerapan praktisnya. Suatu sarana fisik dapat diartikan sebagai keadaan atau sifat fisik yang menyebabkan suatu perubahan. Beberapa contoh sarana fisik ialah suhu, tekanan, radiasi, dan penyaringan. Suatu proses fisik adalah suatu prosedur yang mengakibatkan perubahan, misalnya pembakaran, sterilisasi, dan sanitasi. Suatu keadaan  yang menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatis (Pelczar dan Chan 2005 : 486).
Toksin merupakan metabolik toksik atau senyawa beracun yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan manusia akibat di timbulkannya tidak saja menyebabkan keracunan, sakit tetapi juga dapat menyebabkan kematian.  Hampir semua golongan mikroba dapat menghasilkan toksik, termasuk bakteri, jamur, dan mikro alga karena peranannya secar langsung terhadap kehidupan manusia untuk membasmi toksin yang di hasilkan oleh mikroba ini, maka akan di butuhkan senyawa-senyawa antimikroba (Suriawiria 1998 : 103).
Kerusakan sel-sel mikroorganisme akibat pengaruh mikrosida dapat terjadi dengan beberapa cara.  Kematian organisme tersebut dapat di sebab kan oleh denaturasi dan koagulasi.  Selain itu faktor yang mempengaruhi sterilisasi dan desinfektan adalah herbisida pengaruh oligidinamika, desinfektan, dan koefisien fenol.  Bahan anti mikrobial diartikan sebagai  bahan yang mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroba. Dalam penggunaan umum, istilah ini menyatakan penghambatan pertumbuhan, dan bila dimaksudkan untuk kelompok-kelompok organisme yang khusus, maka seringkali digunakan istilah-istilah seperti antibakterial atau antifungal. Beberapa bahan antimikrobial digunakan secara khusus untuk mengobati infeksi. Ini disebut dengan bahan terapeutik (Irianto 2006 : 77).
Temperatur merupakan salah satu faktor yang paling penting di dalam kehidupan.  Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada daerah temperatur yang luas.  Di dalam alam yang sewajarnya, jarang-jarang bakteri menemui zat-zat kimia yang menyebabkan ia sampai mati karenanya.  Setiap makhluk hidup itu sangat tergantung kepada keadaan sekitarnya, terlebih- lebih, mikroorganisme. Makhluk  hidup ini dapat menguasai faktor luar sepenuhnya, sehingga hidupnya akan sama sekali tergantung kepada keadaan sekelilingnya. Satu jalan untuk menyelamatkan diri adalah menyesuaikan diri atau beradaptasi kepada pengaruh faktor luar. Penyesuaian diri dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu, akan tetapi dapat pula suatu perubahan ini bersifat permanan (Suriawiria 1998 : 95).
Kehidupan bakteri tidak hanya mempengaruhi bentuk morfologi tetapi akan juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, misalnya bakteri termogenesis yang menimbulkan panas dalam media tempat ia tumbuh. Bakteri dapat pula mengubah pH dari medium tempat ia hidup, perubahan ini disebut perubahan secara kimia. Adapun faktor  lingkungan dapat di bagi atas faktor  biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik terdiri atas faktor  makhluk hidup sedangkan faktor abiotik (Dwidjoseputro 1998 : 97).
Zat antibakteri dapat bersifar bakterisidal atau membunuh bakteri – bakteri stati atau menghambat pertumbuhan bakteri, germisidal atau menghambat germinasi spora bakteri. Dalam kemampuan suatu zat antimikrobia dalam menghambat pertumbuhan bakteri di pengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya konsentrasi zat pengawet, jenis, jumlah, umur dan keadaan mikrobia, suhu, waktu, sifat kimia dan fisik makanan termasuk kadar air, pH, jenis dan jumlah komponen yang ada di dalamnya. Ruang lingkup bakteri yang dapat di pengaruhi zat anti bakteri disebut juga dengan spektrum antibakteri. Senyawa natibakteri di definisikan sebagai senyawa biologis atau kimia yang dapat menghambat pertumbuhan dan aktivitas suatu bakteri (Irianto 2006 : 77).
Selain faktor fisik, pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh faktor kimia, yaitu air, sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, mineral, faktor tumbuh dan bahan kimia, itu dengan menggunakan desinfektan. Desinfektan ini dapat mematikan sel vegetatif tetapi belum tentu mematikan bentik-bentuk spora mikroba penyebab penyakit. Selain dengan desinfektan juga dapat digunakan antiseptik yang melawan infeksi (Anonim 2013: 1). 

III. CARA KERJA

1.      Pembuatan suspensi bakteri uji
Diinokulasikan masing-masing dua sampai empat ose E. coli dan B. subtilis dalam larutan garam fisiologis 10 ml dalam tabulasi. Dihomogenkan menggunakan supermikser kurang lebih satu menit.

2.      Pembuatan seri konsentrasi senyawa antibakteri
Dibuat seri konsentrasi pertama secara bertingkat, mulai dari 0% , 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%. Masing-masing dengan pelarut aquades dalam botol vial dengan volume 1 ml. Dibuat seri konsentrasi kedua berdasarkan hasil pengamatan pada konsentrasi pertama. Kemudian dibuat seri konsentrasi ketiga berdasarkan hasil pengamatan pada seri konsentrasi kedua.

3.      Penyiapan medium KHM
Dibagi dua Petri disk masing-masing menjadi 6 bagian berdasarkan jari-jarinya. Masing-masing Petri disk yang berisi media agar lempeng diinokulasikan 0,1 ml suspensi E. coli dan B. subtilis. Diletakkan masing-masing paper disk yang sudah dicelupkan nati bakteri dari konsentrasi 0 % sampai yang tertinggi. Diinkubasi pada suhu 37 0C selama 2 kali 24 jam. Ukur diameternya cxari konsentrasi terkecil yang menunjukkan zona hambat lebih besar dibandingkan dengan control. Kemudian dibuat seri pengenceran kedua,m dilakukan uji yang sama pada seri pengenceran pertama sampai didapatkan konsentrasi terkecil yang masih menunjukkan zona hambat.
      

IV. HASIL PENGAMATAN

Table 1. Luas zona hambat (mm) senyawa antibakteri Seri konsentrasi I
Amoxillin + E. Coli
Seri Konsentrasi I
Lunas Zona Hambat (mm)
Keterangan
0%
-
Kontaminan
2%
-
Kontaminan
4%
-
Kontaminan
6%
-
Kontaminan
8%
-
Kontaminan
10%
9,8125
Terbentuk zona (lonjong)

Amphicillin + E. Coli
Seri Konsentrasi I
Luas Zona Hambat (mm)
Keterangan
0%
-
-
2%
-
Maksimum
4%
7,95
Maksimum
6%
9,8125
Maksimum
8%
-
Ada zona bening
10%
-
Ada zona bening

Amoxillin + S. Aureus
Seri Konsentrasi I
Luas Zona Hambat (mm)
Keterangan
0%
0,5652
Terbentuk zona (lonjong)
2%
-
Maksimum
4%
-
Maksimum
6%
11,873
Terbentuk zona
8%
8,67
Terbentuk zona
10%
9,81
Terbentuk zona


Amphicillin + S. Aureus
Seri Konsentrasi I
Luas Zona Hambat (mm)
Keterangan
0%
-
-
2%
-
Maksimum
4%
-
Maksimum
6%
-
Maksimum
8%
9,8125
Ada zona bening
10%
11,4453
Ada zona bening

Table 2. Luas zona hambat (mm) senyawa antibakteri Seri konsentrasi II
Amoxillin + E. Coli
Seri Konsentrasi II
Lunas Zona Hambat (mm)
Keterangan
0%
16,58
Terbentuk zona (lonjong)
0,4%
-
Maksimum
0,8%
-
Maksimum
1,2%
-
Maksimum
1,6%
-
Maksimum
2%
6,28
Terbentuk zona (bulat)

Amphicillin + E. Coli
Seri Konsentrasi II
Luas Zona Hambat (mm)
Keterangan
0%
-
-
0,4%
-
-
0,8%
16,58
Ada zona bening
1,2%
7,95
Ada zona bening
1,6%
-
Maksimum
2%
-
Maksimum

Amoxillin + S. Aureus
Seri Konsentrasi II
Luas Zona Hambat (mm)
Keterangan
0%
-
Kontaminan
0,4%
-
Terbentuk zona
0,8%
9,81
Maksimum
1,2%
-
Maksimum
1,6%
-
Maksimum
2%
6,28
Terbentuk zona (bulat)

Amphicillin + S. Aureus
Seri Konsentrasi I
Luas Zona Hambat (mm)
Keterangan
0%
-
-
0,4%
-
Maksimum
0,8%
-
Terbentuk zona
1,2%
16,58
Terbentuk zona
1,6%
16,58
Ada zona bening
2%
-
Maksimum


V.  PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang berjudul penentuan konsentrasi hambat minimum ini dapat diketahui luas zona hambat yang terbentuk akibat adanya pemberian zat-zat antibiotik pada medium yang telah di tanam  bakteri  yang menggunakan 2 jenis yaitu Escherichia coli dan Basillus subtilis.  Zona bening terbentuk karena pertumbuhan Escherichia coli dan Basillus subtilis terhambat.  Menurut Dwijoseputro (1998 : 103) bahwa antibiotic adalah zat-zat yang di hasilkan mikroorganisme dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya hambat kegiatan mikroorganisme yang lain.  Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies banyak bakteri baik cocus, basil maupun spiral, dikatakan mempunyai spectrum yang luas.
Praktikum ini dilaksanakan dengan menggunakan bakteri Escherichia coli dan Basillus subtilis yang diberi perlakuan menggunakan amoxilin dan amphichilin dengan konsentrasi 0%, 0,2%, 0,6%, 0,8%, dan 2% dapat dilihat semakin besar konsentrasi yang digunakan maka daya hambatnya juga semakin besar. Menurut Pendapat Pelczar (2005: 457), bahwa peluang untuk mengenai suatu sasaran yang harus sebanding tidak hanya terhadap jumlah zat tetapi juga terhadap jumlah sasaran, semakin tinggi jumlah konsentrasi yang kita berikan dalam suatu waktu tertentu, maka semakin banyak bakteri yang mati.
Penentuan konsentrasi hambat minimum dapat di lakukan dengan cara pengenceran dalam tabung pembiakan konsentrasi yang terendah yang masih menghambat. Anti Mikrobial dipengaruhi oleh factor-faktor tertentu diantaranya ialah konsentrasi.  Pada praktikum ini konsentrasi yang terendah dari tabung tersebut adalah terendaah 0,2%.  Menutur pendapat Dwidjoseputro (2005: 104), bahwa faktor-faktornya dalah jumlah mikroorganisme, semakin banyak jumlah mikrobia maka semakin banyak waktu yang diperlukan dengan tingkatan konsentrasi tertentu.
Daya hambat suatu senyawa sangat berpengaruh pada konsentrasi yang diberikan.   Menurut Pelczar (2005: 457), bahwa sebelum suatu antibiotik digunakan untuk keperluan pengobastan, maka perlu terlebih dahulu antibiotik di muji efek nya terhadap spesies bakteri tertentu.  Kemampuan antibiotik dapat ditentukan dengan mengamati konsentrasi terendah antibiotik yang masih mampu mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Semakin tinggi konsentrasi senyawa antibakteri, maka daya hambatnya semakin besar. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah konsentrasi senyawa antibakteri, maka semakin kecil pula daya hambatnya. Konsentrasi terendah yang masih mampu menunjukkan daya hambat disebut sebagai konsentrasi hambat minimum
 Perbedaan nilai pada Konsentrasi Hambat Minimum disebabkan diduga karena bakteri gram positif lebih rentan terhadap senyawa antimikrobia. Menurut Pendapat Suriwiria (1999 :13) Lapisan polisakarida pada bakteri gram negatif berfungsi sebagai penghalang terhadap masuknya beberapa macam substansi, termasuk senyawa antimikrobial. Sedangkan bakteri gram positif tidak mengandung lapisan polisakarida ternyata lebih peka terhadap sejumlah senyawa antimikrobia. Menurut Pendapat Pelczar (2005 : 947) yang menyatakan bahwa Escherichia coli merupakan bakteri yang bersifat gram negatif, sedangkan Staphylococus aureus merupakan bakteri yang bersifat gram positif. Selain itu terdapat ciri-ciri yang lainnya, antara lain Echerichia coli merupakan bakteri berbentuk batang, motil dengan flagelum peritrikus, atau nonmotil.
Amoxilin dengan konsentrasi terendah masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri sedangkan pads konsentrasi ampicilin juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri tetapi lebih baik dengan menggunakan amoxilin.  Menurut Anonim (2013 : 1), Suatu zat antibiotik kemotrapeutik yang ideal hendaknya memiliki sifatkonsentrasi antibioptik di dalam jaringan harus dapat mencapai taraf yang cukup tinggi sehingga mampu menghambat penyebab infeksi, memiliki taraf kelarutan yang tinggi dalam zat air tubuh, tidak mengakibatkan akan berkembangnya bentuk-bentuk resisten dan tidak melenyapkan flora mikrobanormal.
Berdasarkan data yang diperoleh masih belum jelas pada konsentrasi berapa yang masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Seharusnya semakin kecil konsentrasi maka semakin kecil pula kemungkinan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Menurut Pelczar (2005 : 453), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerja antimikrobial, yaitu konsentrasi atau intensitas zat antimikrobial, jumlah organisme, suhu, spesies mikrooganisme, kemasaman/kebasaan (pH), ada tidaknya bahan organik dalam desinfektan mikroorganisme. 

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Besarnya daya hambat dipengaruhi konsentrasi senyawa antimikrobial.
2.      Luasnya zona bening tergantung konsentrasi senyawa terkandung.
3.      Pada antibiotik ampicilin semuanya menghambat pertumbuhan bakteri.
4.      Antibiotik ampicilin lebih menghambat pertumbuhan dari pada amoxilin. 
5.   Semakin banyak jumah mikroba maka waktu yang dibutuhkan semakin lama.

0 komentar:

Post a Comment

Cara Seo Blogger