STRUKTUR
DAN PERKEMBANGAN HEWAN II
“EMBRIOLOGI
AYAM (PREPARAT SECTION)”
OLEH
NAMA : NEDDY FERDIANSYAH
NIM : 08101004016
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : MARGARET
PRICILIA
LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Embriogenesis
adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses
ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat
sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan
berkembang melalui beberapa fase, antara lain sel tunggal (yang telah dibuahi),
blastomer, blastula, gastrula, neurula dan embrio atau janin (Anonim 2012: 1).
Pembentukan embrio dalam uterus telur yang dibuahi
melalui tuba fallopi mengalami pembelahan dalam perjalanan itu dan tiba di
uterus sebagai blastosis, suatu bola berongga yang ekuivalen dengan blastula
pada vertebrata tingkat rendah. Trofoblas terbentuk sangat awal, karena
memegang peranan penting dalam pembentukkan plasenta. Energi untuk perkembangan
dini dapat dari sejumlah makanan yang terdapat dalam telur dan dari eksresi
kelenjar dalam lapisan uterus. Embrio akan berkembang dari massa sel sebelah
dalam pada satu sisi dan perifer bila tersebut, trofoblas adalah ekuivalen dengan
ektoderm korion (Santoso 2009: 26).
Waktu perkembangan embrio pada ayam mulai dari zigot
sampai menetas sekitar 19 sampai 21 hari. Pada waktu telur menetas, hanya dapat
dilihat anak ayam baru menetas dan pecahan cangkang telur, sedangkan kuning
telur dan albumin sudah habis terserap, bahkan beberapa hari sebelum menetas
kantong kuning telur tempat menyimpan kuning telur ditarik kedalam tubuh. Untuk
1-3 hari pasca menetas, kantong kuning telur berfungsi bagian dari sistem
pencernaan (Sukra 2000: 99).
Perkembangan embrio ayam terjadi di luar
tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan
perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dankerabang telur.
Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio ayam
tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang, melainkan perlu bantuan
alat khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar (Aspan 2009: 1).
Kecepatan pembelahan
berbeda-beda tergantung dari tipe sel telur atau jumlah dan penyebaran yolk
dalam sitoplasma sel telur. Makin banyak jumlah yolk makin lambat kecepatan
pembelahannya.Kecepatan pembelahan pada beberapa hewan ternak dapat diketahui
berdasarkan perkiraan jumlah waktu (jam/hari) setelah ovulasi. Proses
pembelahan terjadi di dalam tuba falopi dan pada akhirnya blastosis masuk ke
dalam tanduk rahim. Pada waktu embrio (blastosis) sampai terakhir, cairan rahim
mempunyai komposisi kimia yang berlainan dengan komposisi cairan ampula
atau isthmus. Hal ini membuktikan bahwa embrio pada waktu muda (2-16 sel)
memerlukan medium pertumbuhan yang khusus dan bila sudah masuk tahap lanjut
(morula) medium juga harus sesuai. Cairan rahim yang terdapat dalam rahim
sesuai untuk morula oleh karena itu bila embrio sampai ke dalam rahim belum
berbentuk morula maka embrio ini akan mati (Anonim 2012: 1)
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung
oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur
dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur
sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan
alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,menyerap zat asam dari
embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan
menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna
albumen (Aspan 2009: 1).
1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan dari
praktiukm ini adalah untuk mempelajari perkembangan struktur atau organogenesis
pada embrio ayam dimulai dari 24 jam-72 jam pengeraman dan untuk mempelajari
histogenesis awal dari beberapa organ.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Embriogenesis
merupakan proses perkembangan dari zigot dengan perkembangan organ tubuh
(organogenesis), sehingga terbentuk individu yang fungsional, meliputi proses:
pembelahan, blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi. Pembelahan merupakan suatu
rangkaian proses mitosis yang berlangsung berturut-turut setelah terjadi
fertilisasi. Pembelahan zigot terjadi secara cepat, sehingga sel anak tidak
sempat tumbuh dan sel anak makin kecil sesuai dengan tingkat perkembangannya
dan agar pembelahan menghasilkan sel anak yang anak disebut morula dan
sel anak disebut blastomer. Besar morula tidak jauh berbeda dengan besar zygot
karena selama pembelahan berlangsung, zona pelusida tetap utuh dan
blastomer-blastomer saling terikat oleh suatu kekuatan yang disebut
tigmotaksis. Bila blastomer suatu blastula katak dipisahkan secara
mekanik, blastomer tersebut bergerak tidak menentu dan akan melekat pada
blastomer lain bila saling bersentuhan (Anonim 2012: 1).
Bagian-bagian yang terdapat pada telur berbentuk lapisan, tersusun dari
dalam ke luar. Bagian telur pertama dimulai dengan sel telur. Sel telur ini
kecil dan terlihat sebagai bintik agak putih. Kuning telur dikeluarkan oleh oviduct
atau saluran sel telur, kemudian ditambah empat lapisan pemisah albumen (putih
telur). Bagian-bagian ini dilindungi oleh dua lapisan "kulit" membran
tipis yang transparan, kemudian pada bagian luar kulit ini dibungkus oleh kulit
kerabang telur (shell). Hanya beberapa jam sebelum telur dikeluarkan
dari tubuh induk, telur mengalami pigmentasi warna. Pigmen ini dihasilkan dalam
tubuh ayam. Karena setiap telur dipigmentasi secara terpisah, maka warna setiap
ayam nantinya akan bervariasi meskipun telurnya dikeluarkan dari induk yang
sama. Setiap induk ayam dapat mengeluarkan telur meskipun tidak dibuahi oleh
ayam jantan. Tetapi telur ayam yang tidak dibuahi ini tidak akan mengalami
pertumbuhan amnion, allantois, chorion atau embrio (Rusfidra 2007: 1).
Sel telur atau ovum dapat dibedakan menurut jumlah kuning telurnya (yolk)
pertama yaitu sel telur oligolestal dimana sel telur yang jumlah kuning telurya
sedikit, seperti pada mamalia. Selanjutnya sel kedua adalah sel telur
mesolesital dimana jumlah kuning telurnya sedang seperti pada telur amphibi dan
ketiga adalah sel telur polilesital yaitu kuning telurnya banyak, sperti pada
unggas, reptilia dan mamalia bertelur. Didalam sitoplasma sel telur ada lemak,
pigmen, enzim dan unsur lainya, seperti inti sel dan mitokondria. Dari kedua
pembagian itu ada yang namanaya bisa digabung yaitu sel telur oligolesital dan
sel telur isolesital menjadi sel telur oligolesital. Begitu pula pada sel telur
politelolesital (Sukra 2000: 56).
Lapisan korteks telur adalah lapisan plasma yang terletak di bagian sisi
dalam membran telur. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang
berperan penting saat fertilisasi dan disebut granula korteks. Setiap granula
korteks diselaputi oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida.
Ukuran diameter granual korteks bervariasi. Pada lapisan granula korteks
Amfibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak kehitaman. Oosit
membentuk beberapa macam selaput yang berfungsi sebagai pengenal sperma sesama
spesiesnya. Ada telur yang menghasilkan selaput khusus di antara permukaan
membran selnya dengan membran sel-sel folikel (Santoso 2009: 26).
Sel telur memiliki selaput sel pertama yaitu yang disebut selaput vitelin
yang sangat tipis dihasilkan oleh sel telur atau ovum. Pada waktu terjadi
fertilisasi selaput ini tersngkat sehingga membantuk selaput yang akan
membungkus sel telur. Ruang yang terbentuk di antara selaput plasma dan selaput
vitelin ini disebut ruang pri vitelin, dan selaput vitelin disebut selaput
fertilisasi. Selaputnya sel telur langsung berbatasan ini disebut sebagai zona
pelusida, dan selaput sel telur disebelah luar zona pelusida ini disebut sebagai
corona radiata (sukra 2000: 57).
Pada prinsipnya semua jenis telur mempunyai struktur
yang sama, Telur terdiri dari enam bagian yaitu: kerabang telur atau kulit luar
(shell), selaput kerabang, putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali
kuning telur (chalaza) dan sel benih (germ plasm). Masing-masing bagian
memiliki fungsi khas.Kerabang telur berfungsi sebagai pelindung embrio dari
gangguan luar yang tidak menguntungkan. Kerabang juga berfungsi melindungi
putih telur dan kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi dari zat-zat
yang tidak diinginkan. Kerabang telur memiliki pori-pori sebagai media lalu
lintas gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) selama proses penetasan
(Anonim 2012: 1).
Bentuk awal embrio ayam pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih
berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan
bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang
sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit
setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan
embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio (sukra 2000:
57).
Oksigen diperlukan embrio untuk proses pernapasan
dan perkembangannya.Putih telur merupakan tempat penyimpanan air dan zat
makanan di dalam telur yang digunakan untuk pertumbuhan embrio. Kuning telur
merupakan bagian telur yang bulat bentuknya, berwarna kuning sampai jingga dan
terdapat di tengah-tengah telur. Kuning telur mengandung zat lemak yang penting
bagi pertumbuhan embrio. Di dalam kuning telur terdapat sel benih yang menjadi
unsur utama embrio unggas. Pada bagian ujung yang tumpul dari telur terdapat
rongga udara yang berguna untuk bernapas bagi embrio selama periode penetasan,
yang berlangsung rata-rata 20-22 hari (Anonim 2012: 1).
Sel telur yang terdapat dalam telur dan sudah dibuahi adalah bakal anak
ayam. Sebelum telur menetas, bakal anak ini disebut embrio.Embrio ini harus
mendapatkan makanan untuk pertumbuhannya. Embrio ini mendapatkan makanan dari
kuning telur (yolk). Karena itulah sebabnya mengapa sel telur selalu
menempel atau berada pada pinggir kuning telur. Satu atau dua hari setelah
telur ayam menetas dan mengeluarkan anak ayam, kuning telur masih tersisa dan
melekat pada perut atau tali pusat (umbilical cord) anak ayam tersebut.
Kuning telur tersebut digunakan sementara untuk sumber makanan anak ayam (sukra
2000: 57).
Sel telur polilesital, selain kuning telur dilengkapi dengan cadangan
makanan berupa albumen atau putih telur. Untuk melindungi diri dari gangguan
luar, sel telur polilesital dilengkapi dengan kulit kerabang yang kuat. Ini
berarti bahwa embrio sel telur polilesital berkembang di dalam sel telur. Pada
bangsa burung, embrio berkembang di dalam telur tubuh induk oleh karena itu
untuk keperluan perkembangan embrio harus memiliki jumlah makanan yang cukup.
Di sini harus dipahami dan dibedakan antara sel telur dan telur (Nalbandov 1995
: 96).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut
:
a. Telur dengan waktu pengeraman 24 jam
Klasifikasi
:
Kingdom:
Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Turnicidae
Genus : Turnix
Spesies :
Turnix susciator
Nama : Burung Puyuh
Keterangan :
1. Yolk
2. Lapisan albumin
3. Kalaza
4. Germinal disk
- Telur dengan waktu pengeraman 48 jam
Keterangan :
1. Pulau-pulau darah
2. Lapisan albumin
3. Kalaza
4. Yolk
- Telur dengan waktu pengeraman 72 jam
Keterangan :
1. Jantung
2. Vena vitelin
3. Yolk
4. Mesensefalon
5. Neuroforus anterior
6. Lapisan albumin
7. Tunas sayap
8. Area pelusida
9. Pulau-pulau darah
4.2.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan terhadap embrio telur yang
berumur 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Pada telur yang berumur 24 jam masih dapat
di temukan kalaza, albumen, yolk dan amnion. Menurut Rusfidra (2007: 1) kuning
telur dikeluarkan oleh oviduct atau saluran sel telur, kemudian ditambah
empat lapisan pemisah albumen (putih telur). Bagian-bagian ini
dilindungi oleh dua lapisan "kulit" membran tipis yang transparan,
kemudian pada bagian luar kulit ini dibungkus oleh kulit kerabang telur (shell).
Putih telur (albumen) berfungsi sebagai pelindung embrio selama
pertumbuhannya. Pada saat telur tergoncang atau bergerak tiba-tiba akibat
getaran, maka putih telur yang mengelilingi embrio dan kuning telur akan
melindungi embrio dan berfungsi sebagai bantalan.
Pada masa pengeraman embrio 24 jam, akan
memperlihatkan ciri mudah dibedakannya antara daerah intra embrional dengan
daerah ekstra embrional. Menurut Kamaludin (1995: 92) bahwa daerah ekstra
embrional terdiri area pelusida dan area opaka. Daerah kepala mengalami
perkembangan agak cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan terjadi
lipatan kepala (haed fold), mula-mula ke ventral, setelah ke ventral daerah
kepala terangkat dan melipat ke posterior. Kemudian terjadi penutupan neural
fold secara bertahap mulai daerah di atas AIP ke posterior, dengan demikian
terbentuk tabung otak.
Pada embrio yang berumur 48 jam masih
terdapat albumen, yolk dan kuning telur. Pada umur embrio tersebut sudah
terlihat pulau-pulau darah. Menurut pendapat Anonim (2012: 4) bahwa pada umur 2 hari adalah awal
perkembangan janin. Pada awalnya yang memisahkan formulir satu sel lapisan atas kuning telur, tetapi karena sel
terus divisi dua lapisan yang dibentuk. Inilah yang disebut ectoderm (paling atas) dan endoderm (di bawah) lapisan. Pada tahap ini sekitar
pusat sel yangblastoderm terpisah dari kontak mereka dengan hakekat untuk
membentuk sebuah rongga. Berada dalam rongga ini yang
terjadi setelah perkembangan janin. Segera setelah
formasi dari ectoderm dan endoderm, ketiga lapisan sel yang disebut mesoderm atau tengah adalah lapisan yang dibentuk. Dari pada
tahap ini organ-organ dan sel-sel ini
akan berkembang dari tiga lapisan dari sel yaitu ectoderm yang menghasilkan sistem yang gelisah, bagian mata,
yang bulu, paruh, kulit dan jari.
Pada
embrio umur 72 jam mulai terbentuk vena vitelin dan jantung. Menurut pendapat
Aspan (2009: 2) pada jantung hari ketiga ini, sudah mulai
terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan
menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung dapat dilihat
gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois.
Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara
kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari
goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.
Telur untuk menetas membutuhkan waktu.
Menurut Sukra (2000: 99) bahwa waktu perkembangan embrio pada ayam mulai dari
zigot sampai menetas sekitar 19 sampai 21 hari. Pada waktu telur menetas, hanya
dapat dilihat anak ayam baru menetas dan pecahan cangkang telur, sedangkan
kuning telur dan albumin sudah habis terserap, bahkan beberapa hari sebelum
menetas kantong kuning telur tempat menyimpan kuning telur ditarik kedalam
tubuh. Untuk 1-3 hari pasca menetas, kantong kuning telur berfungsi bagian dari
sistem pencernaan.
Pada masa pengeraman embrio embrio stadium 72
jam inkubasi maka embrio mengalami perlekukan servikal sehingga daerah
rhombencephalon berada disebelah dorsal dan telencephalon mendekati
perkembangan jantung. Menurut Kamaluddin (1995 : 105) menyatakan bahwa lipatan
kepala makin berkembang ke arah posterior, sebaliknya dengan amniotic tail fold
akan berkembang ke arah anterior, dan lateral body fold semakin manutup. Mata
terletak lebih ke arah caudal dari pada otosis. Di daerah ventro lateral
rhombencephalon berkembang derivat neural cest berupa pasangan ganglion saraf
kranial. Terjadi penebalan mesoderm yang akan berkembang menjadi upper limb bud
merupakan primordial sayap. Sedangkakn di daerah kauda dibentuk lower limb bud
yaitu primordial kaki. Pada stadium embrio masa pengeraman 72 jam terbentuk
lebih kurang 35 somit
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan
dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
1.
Pada pengeraman 24 jam dengan ciri-ciri masih seperti
telur biasanya yaitu ditemukan kalaza,
lapisan albumin, germinal disk dan yolk.
2.
Pada pengeraman 48 jam ditemukan pulau-pulau darah,
lapisan albumin, dan yolk.
3.
Pada pengeraman 72 jam dengan ciri yaitu terdapat
jantung yang masih berdenyut, yolk, mesensefalon, neuroforus anterior, lapisan
albumin, vena vitelin, area pelusida, dan tunas sayap.
4.
Faktor yang mempengaruhi penetasan adalah lamanya
pengeraman, suhu, temperatur, lingkungan, makanan.
5.
Organ lebih terlihat jelas pada telur dengan waktu pengeraman
72 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Embriologi. www.wkipiedia.com (diakses tanggal 29
Maret 2012).
Aspan. 2009. Perkembangan Embrio Ayam. www.aspan-gabe.com/perkembangan-embrio-ayam#more-280
(diakses tanggal 25 Mei 2010).
Nalvandov, A, V. 2000. Fisiologi
Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas Edisi Ketiga. UI-Press. Jakarta : xv +
378 Hlm.
Rusfidra. 2007. Keajaiban Telur. www.blogspot.com (diakses tanggal 25 Mei
2010).
makasih infonya
ReplyDelete