LEMBAR HASIL
KERJA
PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
Judul
Praktikum : Pembuatan Media
Nama
/ NIM :
Neddy Ferdiansyah / 08101004016 Kelompok : V (Lima)
Asisten : Erni Angraini Tanggal :
04-10-2011
I.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Tujuan
praktikum ini adalah:
Untuk
mengetahui berbagai cara pembuatan medium dan membandingkan medium yang
disterilisasi dan yang tanpa disterilisasi.
II.
LANDASAN
TEORI
Untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba, diperlukan suatu substrat yang
disebut media. Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam
keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak
diharapkan. Susunan bahan baik berbentuk bahan alami (toge, kentang, daging,
tahu, wortel), atau bahn buatan (senyawa kimia organik atau anorganik) yang
digunakan dan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dinamakan medium. Medium
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan
pula untuk isolasi, memperbanyak pengujian sifat-sifat fisiologi dari
perhitungan. Jumlah mikroba yang terdapat pada media (Anonim 2011: 3).
Medium pembiakan
penyubur dibuat dari medium pembiakan dasar dengan penambahan zat-zat lain
untuk mempersubur pertumbuhan bakteri tertentu, yang pada medium pembiakan
dasar tidak dapat tumbuhdengan baik. Untuk keperluan ini kedalam medium
pembiakan dasar sering ditambahkan darah, serum, cairan tubuh, ekstrak hati,
otak dan sebagainya (Irianto 2007: 124).
Medium yang di dalamnya
ditumbuhi, oleh bakteri akan berarak dalam susunannya sesuai dengan kebutuhan
jenis-jenis yang bersangkutan. Beberapa bakteri dapat hidup baik pada medium
yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam organik dan ditambah dengan
sumber karbon organik, seperti gula. Bakteri lain memerlukan suatu medium yang
sangat kompleks yang padanya ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lain
hampir ke semua media yang biasanya dipakai yang dapat dibeli secara komersial
sebagai tabung kering (Anonim 2011: 1).
Agar
mikroba dapat tumbuh dengan baik pada suatu media harus memenuhi syarat-syarat
antara lain harus mempunyai tekanan osmosi, tegangan permukaan dan pada pH yang
sesuai kebutuhan mikroba yang dibutuhkannya, harus mengandung semua zat hara
yang mudah dipergunakan oleh mikroba, tidak mengandung zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum
digunakan agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh dengan baik (Dwidjoseputro
1998: 134).
Media
agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik
yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkan
tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya juga memungkinkan selnya berhimpun
membentuk koloni. Sekelompok sel yang dapat dilihat dengan mata biasa semua sel
dalam koloni itu sama, dianggap adalah suatu keturunan mikroorganisme (Anonim
2011: 3).
Media
dapat digolongkan berdasarkan atas susunan kimia, sifat wujudnya dan fungsinya.
Penggolongan media berdasarkan tujuan kimia, antara lain media anorganik yaitu
media yang tersusun dari bahan anorganik. Media organik yaitu media yang
tersusun dari bahan-bahan organik. Media sintetik yaitu media yang susunan
kimianya dapat diketahui dengan pasti. Media ini biasanya digunakan untuk
menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba. Penggolongan media sesuai dengan
wujudnya antara lain adalah cairan, padat yang biasanya dalam bentuk
bahan-bahan organik, misalkan adalah silica gel. Media padat yang biasanya
dicairkan yaitu apabila dalam keadaan panas akan cair (Sutedjo 1996: 276).
III.
HASIL
PENGAMATAN
No.
|
Jenis Media
|
Cara Pembuatan
|
Kegunaan
|
1.
|
Media agar dalam cawan petri
|
Ditimbang
media NA, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer. Lalu ditambahkan aquades. Panaskan
diatas hot plate sampai mendidih. Tuangkan kedalam cawan petri jika telah
didinginkan (cawan petri tersebut telah disterilkan) kurang lebih 15 ml dan
ditunggu sampai padat. Cawan kemudian dibungkus. Untuk media steril di
autoklaf, lalu disimpan didalam inkubator.
|
Merupakan media untuk penanaman mikroba dan untuk
mengisolasi mikroba
|
2.
|
Media agar miring
|
Ditimbang
media seperlunya lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Masukkan magnetic
stirrer ditutup dengan aluminium. Panaskan diatas hot plate sampai mendidih.
Kemudian diangkat, untuk media miring dimasukkan ke dalam tabung teaksi 15
ml, dan tabung reaksi dimiringkan. Setelah beku dibungkus dengan kertas lalu
diautoklaf.
|
Agar terbentuk ruangan atau tempat yang lebih luas
untuk penanaman biakan bakteri
|
3.
|
Media agar tegak
|
Pembuatan
media sama dengan agar miring, setelah itu dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 8 ml ditutup dengan kertas. Untuk media yang akan disterilkan
dimasukkan ke dalam autoklaf.
|
Untuk menumbuhkan bakteri, pengujian sifat-sifat
fisiologis, serta untuk mengisolasi bakteri
|
Macam-macam
media
NA
tegak PDA tegak NA miring
PDA miring
NA cawan
petri PDA cawan petri
IV.
PEMBAHASAN
Pembuatan
media cair dengan cara mendidihkan media NA dimana NA mempunyai komposisi yang
terdiri dari ekstrak agar-agar yang didalamnya mengandung protein, karbohidrat,
vitamin, juga terdapat faktor pertumbuhan yang tidak mampu disintesis oleh
mikroorganisme. Menurut Waluyo (2004: 67), bahwa mikroba dapat menembus medium
kapas yang hidup didalam medium kaldu atau medium NA. Hal ini disebabkan karena
medium mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba dan mengangkat asam
amino, vitamin atau nukleotida.
Media
agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrient Agar) dimana NA berfungsi untuk membiakkan berbagai macam bakteri.
Sedangkan medium NA yang instan merupakan media non sintetik, karena
menggunakan bahan yang terdapat di alam, biasanya tidak diketahui kandungannya.
Menurut Anonim (2010: 2), bahwa struktur protein media non sintetik itu besar
dan relatif insolubel yang mana hanya sebagian kecil bakteri saja. Susunan dan
kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus seimbang agar dapat
tumbuh optimal. Hal ini perlu dikemukakan mengingat banyak senyawa yang menjadi
zat penghambat atau racun bagi mikroba jika kadarnya terlalu tinggi.
Medium
pembiakan selektif dalam pemakaiannya diberi bermacam-macam bentuk yang sesuai
dengan tujuannya, yaitu bentuk medium cair dan bentuk medium padat dengan
penambahan agar-agar atau gelatin. Menurut Irianto (2006: 127), bahwa bentuk
lempeng dibekukan dalam pinggan petri. Bentuk miring dibekukan dalam tabung.
Bentuk tegak, dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung. Bila konsentrasi
agarnya dikurangi menjadi 1/2-1/4
persen menjadi medium setengah padat yang digunakan untuk pemeriksaan gerak
bakteri.
Media
atau substrat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba. Menurut
Suriawiria (2005: 75) bahwa media merupakan suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat hara (nutrien) yang berguna untuk pembiakan mikroba. Beberapa
bakteri dapat hidup dengan baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya
mengandung garam organik dan ditambah sumber karbon organik seperti gula. Hampir
semua media yang dipakai sehari-hari yang dapat dibeli secara komersil sebagai
tabung kering.
Medium
pembiakan dasar adalah medium pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang
umum diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme, dan dipakai juga sebagai
komponen dasar untuk membuat medium pembiakan lain. Hal ini sesuai dengan
penjelasan Irianto (2007: 123-124), medium ini dibuat dari 3 gr ekstrak daging,
5 gr pepton dan 1000 ml air, dinamakan juga bilyon nutrisi. Dengan penambahan
15 gr agar-agar diperoleh apa yang dinamakan agar nutrisi atau bulyon agar.
Sebagai pengganti ekstrak daging dapat dipakai air kaldu yang dibuat dari 1 kg
daging segar bebas lemak yang direbus dengan air sampai diperoleh 2000 ml air
kaldu setelah disaring, kemudian ditambahn ½ % natrium klorida.
Komponen
anorganik maupun organik mareupakan substrat ataupun medium yang baik bagi
kehidupan mikroorganisme. Menurut Dwidjoseputro (1998: 132), mikroorganisme
penghuni tanah merupakan campuran populasi dari protozoa (amoeba, flagela,
ciliata) bakteri (Clostridium, Rhizobium),
alga (ganggang) seperti alga biru, hijau dan jamur terutama jamur tingkat
rendah.
Dalam
pembuatan media dapat digunakan 3 (tiga) buah larutan peptone dengan pH >9
yang berfungsi untuk membantu pembiakan media larutan PCA (Potato Clostirel Agar) dengan menggunakan tempe (kapang) dan tomat
(khamir), pembuatan media ini harus dipersiapkan selama 2-3 minggu. Menurut
Anonim (2011: 2), jenis-jenis medium bermacam-macam sesuai dengan kepentingan
dari penggunaannya dan untuk keperluannya. Jenis medium yang bermacam-macam
tersebut merupakan medium hasil dari bahan buatan tangan manusia yaitu berupa
medium cair, semi padat, dan padat, kering, sintetik, non sintetik. Medium itu
sendiri merupakan bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikrobia.
Kebanyakan bakteri suka
tumbuh pada dasar makanan. Tetapi bakteri patogen seperti Mycobacterium tuberculosis memerlukan zat makanan tambahan berupa
serum atau darah yang tidak mengandung fibrinogen lagi. Menurut Dwidjoseputro (2010: 39), fibrinogen adalah
zat yang menyebabkan darah menjadi kental apabila keluar pada luka. Serum atau
darah itu dicampurkan kedalam medium yang sudah disterilkan. Jika pencampuran
ini dilakukan sebelum sterilisasi, maka serum atau darah tersebut akan
mengental akibat pemanasan. Medium pembiakan yang mengandung antibiotik dapat
juga dapat juga berfungsi sebagai medium pembiakan selektif.
Menurut Irianto (2007:
131), antibiotik menghambat pertumbuhan secara selektif dan dapat digunakan
dengan efektif pada isolasi spesies patogen dari bahan pemeriksaan campuran.
Sabourand-dekstrose-agar yang mengandung sikloheksemide dan kloramfenikol akan
membentuk pertumbuhan dermatofil dan kebanyakan fungsi saprofit dan bakteri
yang terdapat dalam bahan pemeriksaan terhambat tumbuhnya.
. Penambahan
bahan-bahan ini kedalam media berarti medium yang digunakan termasuk medium
yang diperkaya. Menurut Pelczar & Chan (2007: 137), menyatakan bahwa medium
yang diperkaya merupakan suatu medium yang dibuat dengan baik dengan
menambahkan bahan-bahan atau unsur-unsur yang diperlukan oleh bakteri agar
dapat tumbuh dengan baik. Media NA digunakan untuk membiakkan bakteri,
sedangkan media PDA digunakan untuk membiakkan jamur.
NA
mempunyai komposisi yang terdiri dari ekstrak-ekstrak agar-agar yang didalamnya
mengandung protein, karbohidrat, vitamin, juga terdapat faktor pertumbuhan yang
tidak mampu disintesis oleh mikroorganisme. Menurut pendapat Waluyo (2005: 67),
mikroba dapat menembus medium kapas yang hidup di dalam medium kaldu atau
medium NA ini. Hal ini disebabkan karena medium ini mengandung nutrisi yang
dibutuhkan oleh mikroba dan mengangkut asam amino, vitamin ataupun nukleotida.
Susunan
dan kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus seimbang agar
mikroba dapat tumbuh optimal. Hal ini perlu dikemukakan mengingat banyak
senyawa yang menjadi zat penghambat atau racun bagi mikroba jika kadarnya
terlalu tinggi (misalnya garam dari asam lemak, gula dan sebagainya). Menurut
Anonim (2011: 1), bahwa banyak alga yang sangat peka terhadap fosfat anorganik.
Disamping itu, dalam medium yang terlalu pekat aktivitas metabolisme dan
pertumbuhan mikroba dapat berubah. Perubahan faktor lingkungan menyebabkan
aktivitas fisiologi mikroba terganggu, bahkan mikroba dapat mati.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Perlu dilakukannya sterilisasi terlebih
dahulu sebelum membuat media.
2.
Media adalah suatu bahan yang terdiri
dari campuran zat-zat untuk menumbuhkan mikroba.
3. Medium pembiakkan yang digunakan utnuk
mengembangbiakkan bakteri dilaboratorium antara lain medium pembiakan dasar,
medium pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan
biakan murni.
4. Susunan dan kadar nutrisi suatu medium
untuk pertumbuhan mikroba harus seimbang agar mikroba dapat tumbuh optimal.
5. Jenis-jenis medium
bermacam-macam sesuai dengan kepentingan dari penggunaannya dan untuk
keperluannya.
bagus buat referensi sob
ReplyDeletesiep
ReplyDelete