LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOLOGI
UMUM I
“MIKROSKOP DAN CARA PENGGUNAANNYA”
OLEH :
NAMA
: NEDDY FERDIANSYAH
NIM
: 08101004016
KELOMPOK :
1 (SATU)
ASISTEN
:
WENI ERISKA
LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Mikroskop dan
penggunaannya” ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 23 September 2010,
pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya. Adapun
tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui bagian–bagian mikroskop dan fungsi
dari tiap–tiap bagian pada mikroskop serta cara penggunaannya.. Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah air, cotton buds, kaca benda, kaca
penutup, kertas, mikroskop, minyak imersi, pipet tetes, pensil, silet. Adapun
hasil yang didapatkan berupa gambar bagian-bagian mikroskop dan cara
penggunaannya. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa mikroskop
berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan
mikroskop electron dan Perbesaran yang sering
terdapat pada mikroskop optic yaitu 4x10, 10x10 dan 40x10.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Makhluk hidup dibedakan menjadi dua menurut bentuk
dan struktur sel nya yaitu bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk
ini tidak dapat terlihat dengan mata kita,
karena panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah atau daya lihat
yang sangat terbatas. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam
penelitian atau pengamatan tentang organisme yang tidak bisa dilihat dengan
mata, terutama dalam bidang biologi
adalah mikroskop dalam (bahasa latin mikro diartikan kecil sedangkan scopium berarti penglihatan). Mikroskop merupakan salah satu alat
laboratorium yang digunakan untuk membantu manusia dalam suatu penelitian
ilmiah untuk melihat benda yang berukuran mikro yang tidak dapat di lihat
dengan mata telanjang (Syamsuri 2003: 21).
Bakteri adalah makhluk hidup yang kecil sehingga
tidak bisa di lihat dengan mata telanjang (tanpa bantuan alat pembesar). Begitu
juga hal nya dengan paramecium dan sebagainya sehingga bantuan alat pembesar
ini sangat diperlukan. Alat pembesar ini selain diperlukan untuk melihat
bakteri, alat pembesar juga sangat diperlukan untuk melihat isi dari sel pada
makhluk hidup, bentuk organisme-organisme yang kecil, untuk melihat jaringan
yang ada di dalam tubuh organisme, serta banyak lagi hal lainnya (Campbell
2000:112).
Pancaindera manusia memiliki kemampuan daya pisah
terbatas, oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang
akan diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu yaitu berupa mikroskop
yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga
memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus sekalipun (Syamsuri 2003:
21).
Mikroskop pertama kali ditemukan pada tahun 1632
oleh seorang ilmuan berkebangsaan Belanda bernama Antoni Van Leeuwenhoek.
Beliau berhasil membuat mikroskop berlensa tunggal yang sederhana. mikroskop
yang ditemukan pertama kali ini penbesarannya dapat mencapai pembesaran sekitar
270 kali. Dengan mikroskop ini Antoni Van Leeuwenhoek dapat meIihat benda kecil
dalam tetesan air sekalipun (Syamsuri 2004: 6).
Mikroskop cahaya digunakan lensa dari gelas dan cahaya
matahari atau lampu sebagai sumber penyimpanan sumber cahaya dari luar yang di
kumpulkan oleh cermin akan mengenai spesimen sehingga menghasilkan bayangan
dari spesimen yang akan di perbesar oleh lensa dan kemudian diterima oleh mata.
Ada juga mikroskop-mikroskop lain seperti mikroskop
ultra violet. Mikroskop ultra violet menggunakan sinar ultra violet sebagai
sumber cahaya, dan dilengkapi dengan alat pemotret sebagai alat pengamatannya.
Oleh karena sinar ultra violet mempunyai panjang gelombang lebih pendek
daripada sinar biasa, maka mikroskop ini mempunyai daya pisah yang lebih kuat Untuk
memperoleh objektif yang baik (Kartasapoetra 1991: 235).
Setelah ditemukannya mikroskop oleh Anton Van. Leeuwenhoek,
tak lama kemudian seorang ilmuan bemama Robert hooke juga menemukan mikroskop
berlensa tunggal yang merupakan pengembang dari mikroskop sebelumnya. Mikroskop
Robert H memiliki lampu kondensor, sehingga dapat melihat objek dengan sangat
jelas, oleh karena itu pengembangan mode baru mikroskop terus dilakukan (Syamsuri
2003: 21).
Secara umum mikroskop dibedakan menjadi dua macam
yaitu mikroskop sederhana dan mikroskop majemuk, mikroskop sederhana adalah
mikroskop yang hanya menggunakan satu lensa sedangkan mikroskop majemuk adalah
mikroskop yang menggunakan serangkaian lensa misalnya mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron (Aryulina 2003: 212).
Hingga saat ini sudah ada dua macam
mikroskop yaitu mikroskop cahaya yang biasa banyak digunakan dalam bidang
pendidikan dan mikroskop elektron yang digunakan bidang kedokteran karena
mikroskop elektron ini mempunyai pembesaran yang lebih dibandingkan dengan
mikroskop cahaya. Mikroskop elekron ini menggunakan elektron berkecepatan
tinggi yang dapat di samakan dengan sinar-x (Campbell 2000: 111).
1.2.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
bagian–bagian mikroskop dan fungsi dari tiap–tiap bagian pada mikroskop serta
cara penggunaannya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Penggunaan mikroskop yang benar harus
dimiliki oleh seorang praktikan, oleh karena itu, praktikum tentang pengenalan
mikroskop merupakan hal pertama yang harus dilaksanakan. Terdapat berbagai tipe
mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu dan dengan
bermacam kelengkapan pula. Mikroskop yang sering digunakan dalam Biologi adalah
Mikroskop Cahaya, baik yang berlensa okuler tunggal atau dikenal dengan
Mikroskop Monokuler maupun berlensa okuler ganda atau yang dikenal Mikroskop
binokuler (Fahrani 2009: 3).
Mikroskop pada dasarnya
adalah suatu alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai
lensa obyektif atau yang dekat dengan mata dan lensa okuler. Benda yang diamati
mengalami pembesaran sebesar dua kali dengan lensa obyektif dan lensa okuler, dimana
lensa okuler berfungsi sebagai lup. Bayangan akhir yang diamati bersifat maya,
terbalik dan diperbesar. Bayangan tersebut merupakan aberasi sferis dan
kromatis dari cahaya dan spektrum sinar nampak sehingga mikroskop merupakan
alat laboratorium yang di gunakan untuk melihat benda yang berukuran mikro yang
tidak dapat di lihat dengan mata telanjang (Syamsuri 2004: 6).
Mikroskop mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Pada awalnya hanya di temukan sebuah
mikroskop biasa oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) dengan hanya perbesaran
sebesar 3000X. Kemudian Ruska dan nol pada tahun 1932 menemukan Mikroskop
elektron dcnga melakukan perbaikan tehadap mikroskop biasa yang ditemukan oleh
Antony Van Leuwenhoek dengan cara 1 tenarnbahkan partikel elcktron sebagai
pemantul bayangan objek. Perkembangan selanjutnya ditemukan Mikroskop fase
kontras oleh Firt Zenika (Campbell 2000: 111).
Saat ini tidak ada
dokumen yang dapat menuntun kita pada siapa sebenarnya penemu mikroskop ini.
Kemungkinan mikroskop dikembangkan dari teleskop yang memiliki Galileo pada
pertengahan abad ke-17. Instrumen mikroskop pertama yang terbukukan adalah yang
dipakai oleh ilmuwan Belanda bernama Antony van Leeuwenhoek (1632-1723).
Mikroskop ini terdiri dari lensa cembung yang kuat dengan penadah sampel
(preparat) yang dapat digerakkan. Dengan mikroskop yang sederhana ini
Leeuwenhoek dapat melakukan pengamatan dengan pembesaran hingga 400 x dan ia
mengumumkan pada dunia penemuannya akan jasad renik seperti bakteri, protozoa,
dan spermatozoa. Ia juga dapat mengklasifikasikan sel darah merah dengan
mengamati bentuknya (Syamsuri 2004: 6).
Keterbatasan pada
mikroskop Leeuwenhoek adalah pada kekuatan lensa cembung yang digunakan. Untuk
mengatasinya digunakan lensa tambahan yang diletakkan persis didepan mata
pengamat yang disebut eyepiece,
sehingga obyek dari lensa pertama (kemudian disebut lensa obyektif) dapat
diperbesar lagi dengan menggunakan lensa ke dua ini. Pada perkembangan
selanjutnya ditambahkan pengatur jarak antara kedua lensa untuk mempertajam
fokus, cermin atau sumber pencahayaan lain, penadah obyek yang dapat digerakkan
dan lain-lain, yang semua ini merupakan dasar dari pengembangan mikroskop
modern yang kemudian disebut mikroskop cahaya Light Microscope (Syamsuri 2003:
21).
LM modern mampu
memberikan pembesaran (magnifikasi) sampai 1.000 kali, dan memungkinkan mata
manusia dapat membedakan dua buah obyek yang berjarak satu sama lain sekitar
0,0002 mm (disebut daya resolusi 0,0002 mm. Pada pengembangan selanjutnya
diketahui bahwa kemampuan lensa cembung untuk memberikan resolusi tinggi sudah
sampai pada batasnya, meskipun kualitas dan jumlah lensanya telah ditingkatkan.
Belakangan diketahui bahwa ternyata panjang gelombang dari sumber cahaya yang
digunakan untuk pencahayaan berpengaruh pada daya resolusi yang lebih tinggi.
Hal ini belum memuaskan peneliti pada masa itu, sehingga pencarian akan mode
baru akan mikroskop terus dilakukan (Aryulina 2003: 214)
Macam-macam mikroskop
diantaranya: 1) Mikroskop cahaya, Pada awal abad ke-17 ketika dunia ilmu
pengetahuan pada masa itu mulai menduga adanya dunia renik yang tak terlihat
akibat terbatasnya kemampuan mata manusia. Padahal dunia itu berpengaruh pada
hidup manusia. Maka dibuatlah apa yang kini kita sebut mikroskop. Kata ini
berasal dari bahasa Yunani di mana mikros berarti kecil dan scopium berarti
melihat, 2) Mikroskop electron, Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di
mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana
hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang
100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan
listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin terdapat
elektron seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya (Campbell 200: 112).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 13.00 – 15.00 WIB,
hari kamis, tanggal 23 September 2010. Bertempat di Jurusan Biologi
Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya, Indralaya.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, cotton
buds, kaca benda, kaca penutup, kertas, mikroskop, minyak imersi, pipet tetes,
pensil, silet.
3.3.
Cara Kerja
Terlebih dahulu siapkan
mikroskop, letakkan mikroskop di hadapan mata, amati bagian-bagian mikroskop
tersebut, kemudian gambar dan catat hasil yang di dapat dalam lembar kerja.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksanakan,
maka diperoleh hasil berupa gambar sebagai berikut :
Gambar : Mikroskop dan bagian-bagiannya
Keterangan Gambar
1.
Lensa
okuler
2.
Tabung
3.
Revolver
4.
Lensa
Objektif
5.
Lengan
6.
Meja
objek
7.
Diafragma
8.
Cermin
9.
Sekrup pengarah
kasar
10.
Sekrup
pengarah halus
11.
Kaki
mikroskop
4.2.
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah di lakukan didapatkan
bahwa mikroskop merupakan alat pembesar yang dapat melihat benda yang berukuran
kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, sehingga mikroskop dapat
membantu manusia memecahkan masalah tentang organism yang berukuran kecil. Dari
praktikum ini juga didapatka hasil berupa gambar dari mikroskop. Menurut
Syamsuri (2004: 6), bahwa mikroskop merupakan alat pembesar yang diperlukan
untuk melihat bakteri, melihat isi dari sel pada makhluk hidup, bentuk organisme-organisme
yang kecil, dan untuk melihat jaringan yang ada di dalam tubuh organisme, serta
banyak lagi hal lainnya.
Mikroskop memiliki bagian-bagian yang terbagi
menjadi dua bagian yaitu bagian mekanis yang bersifat sekunder namun sangat
penting agar mikroskop dapat digunakan dengan baik, kemudian bagian optik yang
merupakan bagian primer pada mikroskop. Menurut Aryulina (2003: 212), bahwa bagian mekanis terdiri dari kaki
mikroskop, lengan, meja benda,, sekrup pengarah kasar, sekrup pengarah halus
dan bagian optik terdiri dari cermin, lensa kondensor, diafragma, lensa
objektif, lensa okuler.
Mikroskop memiliki bagian-bagian yang memiliki
fungsi berbeda-beda sesuai fungsinya masing-masing. Menurut Syamsuri (2003: 21),
fungsi bagian-bagian mekanis yaitu meja benda yang berfungsi untuk meletakkan
objek yang akan diamati. Pada bagian tengah meja terdapat lubang yang berfungsi
untuk meloloskan cahaya yang berasal dari cermin pemantul. Sekrup penggerak
objek berfungsi untuk menggerakkan sediaan kekiri dan kesebelah kanan. Sekrup
pengatur jarak antara teropong dengan sediaan jumlahnnya 2 buah atau menjadi
satu, yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai pengatur atau penggerak kasar
(makrometer) dan sebagai penggerak halus (micrometer).
Menurut Anonim (2009: 2), fungsi bagian-bagian optik
yaitu cermin berfungsi memantulkan cahaya ke objek yang di amati, lalu lensa
kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke obyek yg sedang diamati.
Apabila kondisi ruangan kekurangan cahaya maka dengan menggunakan cermin cekung
dan mengatur kondensor akan diperoleh pencahayaan yang lebih baik dari semula.
Diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang diperlukan saat
mengamati obyek yang akan diamati. Lensa objektif berfungsi memperbesar objek
yang akan diamati secara langsung. Lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan
yang dihasilkan oleh lensa objektif.
Menurut (Campbell 2002: 112), mikroskop terbagi
menjadi 2 macam diantaranya: 1) Mikroskop cahaya, Pada awal abad ke-17 ketika
dunia ilmu pengetahuan pada masa itu mulai menduga adanya dunia renik yang tak
terlihat akibat terbatasnya kemampuan mata manusia. Padahal dunia itu
berpengaruh pada hidup manusia. Maka dibuatlah apa yang kini kita sebut
mikroskop. Kata ini berasal dari bahasa Yunani di mana mikros berarti kecil dan
scopium berarti melihat, 2) Mikroskop electron, Pada tahun 1920 ditemukan suatu
fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet,
dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang
gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga
bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin
terdapat elektron seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya.
Bagian-bagian mikroskop yang berhubungan dengan
cahaya yaitu lensa cekung dan lensa cembung, kondensor, diafragma. Lensa
berperan dalam menangkap gelombang cahaya, lalu merefleksikan gelombang cahaya
tersebut kemeja benda. Setiap mikroskop memiliki dua cermin yaitu cermin
cembung dan cermin cekung. Menurut Fahrani (2009: 3), bahwa penggunaan cermin
tergantung kepada besar nilai objektif yang dipakai dan ada tidaknya cahaya
yang melewati kondensor. Nilai numerical aperture sangat berpengaruh terhadap
pembesaran mikroskop. Numerical aperture adalah pengukuran daya pisah lensa
objektif semakin tinggi nilai numerical aperturenya, semakin besar kekuatan
pembesaran lensa objektif untuk merefleksikan struktur dari objek yang akan
diamati.
Mikroskop memiliki pembesaran untuk mengamati objek
agar objek dapat diamati dengan jelas untuk memilih pembesaran yang diperlukan
dilakukan dengan memutar revolver. Menurut Syamsuri (2003: 21), bahwa pembesaran
yang dapat dilihat melalui mikroskop merupakan pembesaran yang diperoleh
melalui hasil kali pembesaran dari dua system lensa objektif yang dekat dengan
objek dan lensa okuler yang dekat dengan mata, pembesaran mikroskop terdiri
dari 4x10, 10x10, dan 40x10.
BAB
V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilaksanakan dapat diambil
suatu kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Mikroskop
biologi digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis dan transparan.
2. Berdasarkan
sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop
electron.
3. Lensa
yang digunakan pada mikroskop adalah lensa okuler dan lensa objektif yang
merupakan lensa konvergen.
4. Mikroskop
terdiri dari dua bagian yaitu bagian mekanis dan bagian optik.
5. Perbesaran
yang sering terdapat pada mikroskop
optic yaitu 4x10, 10x10 dan 40x10.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Mikroskop. www.wikipedia.org.
21-09-2010. 15.14 WIB
Aryulina, Dyah. 2003. Biologi Jilid I. Esis. Jakarta : xx + 120 hlm.
Campbell. 2000. Biologi Edisi ke-5 Jilid I. Erlangga. Jakarta : xxi + 138 hlm.
Campbell. 2002. Biologi Jilid I. Erlangga. Jakarta : xxi + 138 hlm.
Fahrani.
2009. Mikroskop. www.google.com. 21-09-2010.
15.00 WIB.
Syamsuri, Istamar. 2003. Sains Biologi. Erlangga. Jakarta : xi + 142 hlm.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi Dasar. Erlangga. Jakarta : xiii + 177
hlm.
0 komentar:
Post a Comment