Ads 468x60px

Saturday 7 December 2013

MIKROSKOP DAN CARA PENGGUNAANNYA


LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM I
“MIKROSKOP DAN CARA PENGGUNAANNYA”


OLEH :
NAMA                       :   NEDDY FERDIANSYAH
NIM                            :   08101004016
KELOMPOK            :   1 (SATU)
ASISTEN                   :   WENI ERISKA






LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012

ABSTRAK
Praktikum yang berjudul “Mikroskop dan penggunaannya” ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 23 September 2010, pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya. Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui bagian–bagian mikroskop dan fungsi dari tiap–tiap bagian pada mikroskop serta cara penggunaannya.. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, cotton buds, kaca benda, kaca penutup, kertas, mikroskop, minyak imersi, pipet tetes, pensil, silet. Adapun hasil yang didapatkan berupa gambar bagian-bagian mikroskop dan cara penggunaannya. Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa mikroskop berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron dan Perbesaran yang sering  terdapat pada mikroskop optic yaitu 4x10, 10x10 dan 40x10.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makhluk hidup dibedakan menjadi dua menurut bentuk dan struktur sel nya yaitu bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak dapat terlihat dengan mata kita,  karena panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah atau daya lihat yang sangat terbatas. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang tidak bisa dilihat dengan mata, terutama dalam bidang  biologi adalah mikroskop dalam (bahasa latin mikro diartikan kecil sedangkan scopium berarti penglihatan).  Mikroskop merupakan salah satu alat laboratorium yang digunakan untuk membantu manusia dalam suatu penelitian ilmiah untuk melihat benda yang berukuran mikro yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang (Syamsuri 2003: 21).
Bakteri adalah makhluk hidup yang kecil sehingga tidak bisa di lihat dengan mata telanjang (tanpa bantuan alat pembesar). Begitu juga hal nya dengan paramecium dan sebagainya sehingga bantuan alat pembesar ini sangat diperlukan. Alat pembesar ini selain diperlukan untuk melihat bakteri, alat pembesar juga sangat diperlukan untuk melihat isi dari sel pada makhluk hidup, bentuk organisme-organisme yang kecil, untuk melihat jaringan yang ada di dalam tubuh organisme, serta banyak lagi hal lainnya (Campbell 2000:112).
Pancaindera manusia memiliki kemampuan daya pisah terbatas, oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu yaitu berupa mikroskop yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus sekalipun (Syamsuri 2003: 21).
Mikroskop pertama kali ditemukan pada tahun 1632 oleh seorang ilmuan berkebangsaan Belanda bernama Antoni Van Leeuwenhoek. Beliau berhasil membuat mikroskop berlensa tunggal yang sederhana. mikroskop yang ditemukan pertama kali ini penbesarannya dapat mencapai pembesaran sekitar 270 kali. Dengan mikroskop ini Antoni Van Leeuwenhoek dapat meIihat benda kecil dalam tetesan air sekalipun (Syamsuri 2004: 6).
Mikroskop cahaya digunakan lensa dari gelas dan cahaya matahari atau lampu sebagai sumber penyimpanan sumber cahaya dari luar yang di kumpulkan oleh cermin akan mengenai spesimen sehingga menghasilkan bayangan dari spesimen yang akan di perbesar oleh lensa dan kemudian diterima oleh mata. Ada juga mikroskop-mikroskop lain seperti mikroskop ultra violet. Mikroskop ultra violet menggunakan sinar ultra violet sebagai sumber cahaya, dan dilengkapi dengan alat pemotret sebagai alat pengamatannya. Oleh karena sinar ultra violet mempunyai panjang gelombang lebih pendek daripada sinar biasa, maka mikroskop ini mempunyai daya pisah yang lebih kuat Untuk memperoleh objektif  yang baik  (Kartasapoetra 1991: 235).
Setelah ditemukannya mikroskop oleh Anton Van. Leeuwenhoek, tak lama kemudian seorang ilmuan bemama Robert hooke juga menemukan mikroskop berlensa tunggal yang merupakan pengembang dari mikroskop sebelumnya. Mikroskop Robert H memiliki lampu kondensor, sehingga dapat melihat objek dengan sangat jelas, oleh karena itu pengembangan mode baru mikroskop terus dilakukan (Syamsuri 2003: 21).
Secara umum mikroskop dibedakan menjadi dua macam yaitu mikroskop sederhana dan mikroskop majemuk, mikroskop sederhana adalah mikroskop yang hanya menggunakan satu lensa sedangkan mikroskop majemuk adalah mikroskop yang menggunakan serangkaian lensa misalnya mikroskop cahaya dan mikroskop elektron (Aryulina 2003: 212).
Hingga saat ini sudah ada dua macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya yang biasa banyak digunakan dalam bidang pendidikan dan mikroskop elektron yang digunakan bidang kedokteran karena mikroskop elektron ini mempunyai pembesaran yang lebih dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Mikroskop elekron ini menggunakan elektron berkecepatan tinggi yang dapat di samakan dengan sinar-x (Campbell 2000: 111).

1.2. Tujuan
 Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bagian–bagian mikroskop dan fungsi dari tiap–tiap bagian pada mikroskop serta cara penggunaannya.
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Penggunaan mikroskop yang benar harus dimiliki oleh seorang praktikan, oleh karena itu, praktikum tentang pengenalan mikroskop merupakan hal pertama yang harus dilaksanakan. Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu dan dengan bermacam kelengkapan pula. Mikroskop yang sering digunakan dalam Biologi adalah Mikroskop Cahaya, baik yang berlensa okuler tunggal atau dikenal dengan Mikroskop Monokuler maupun berlensa okuler ganda atau yang dikenal Mikroskop binokuler (Fahrani 2009: 3).
Mikroskop pada dasarnya adalah suatu alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa obyektif atau yang dekat dengan mata dan lensa okuler. Benda yang diamati mengalami pembesaran sebesar dua kali dengan lensa obyektif dan lensa okuler, dimana lensa okuler berfungsi sebagai lup. Bayangan akhir yang diamati bersifat maya, terbalik dan diperbesar. Bayangan tersebut merupakan aberasi sferis dan kromatis dari cahaya dan spektrum sinar nampak sehingga mikroskop merupakan alat laboratorium yang di gunakan untuk melihat benda yang berukuran mikro yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang (Syamsuri 2004: 6).
Mikroskop mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pada awalnya hanya di temukan sebuah mikroskop biasa oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) dengan hanya perbesaran sebesar 3000X. Kemudian Ruska dan nol pada tahun 1932 menemukan Mikroskop elektron dcnga melakukan perbaikan tehadap mikroskop biasa yang ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek dengan cara 1 tenarnbahkan partikel elcktron sebagai pemantul bayangan objek. Perkembangan selanjutnya ditemukan Mikroskop fase kontras oleh Firt Zenika (Campbell 2000: 111).
Saat ini tidak ada dokumen yang dapat menuntun kita pada siapa sebenarnya penemu mikroskop ini. Kemungkinan mikroskop dikembangkan dari teleskop yang memiliki Galileo pada pertengahan abad ke-17. Instrumen mikroskop pertama yang terbukukan adalah yang dipakai oleh ilmuwan Belanda bernama Antony van Leeuwenhoek (1632-1723). Mikroskop ini terdiri dari lensa cembung yang kuat dengan penadah sampel (preparat) yang dapat digerakkan. Dengan mikroskop yang sederhana ini Leeuwenhoek dapat melakukan pengamatan dengan pembesaran hingga 400 x dan ia mengumumkan pada dunia penemuannya akan jasad renik seperti bakteri, protozoa, dan spermatozoa. Ia juga dapat mengklasifikasikan sel darah merah dengan mengamati bentuknya (Syamsuri 2004: 6).
Keterbatasan pada mikroskop Leeuwenhoek adalah pada kekuatan lensa cembung yang digunakan. Untuk mengatasinya digunakan lensa tambahan yang diletakkan persis didepan mata pengamat yang disebut eyepiece, sehingga obyek dari lensa pertama (kemudian disebut lensa obyektif) dapat diperbesar lagi dengan menggunakan lensa ke dua ini. Pada perkembangan selanjutnya ditambahkan pengatur jarak antara kedua lensa untuk mempertajam fokus, cermin atau sumber pencahayaan lain, penadah obyek yang dapat digerakkan dan lain-lain, yang semua ini merupakan dasar dari pengembangan mikroskop modern yang kemudian disebut mikroskop cahaya Light Microscope (Syamsuri 2003: 21).
LM modern mampu memberikan pembesaran (magnifikasi) sampai 1.000 kali, dan memungkinkan mata manusia dapat membedakan dua buah obyek yang berjarak satu sama lain sekitar 0,0002 mm (disebut daya resolusi 0,0002 mm. Pada pengembangan selanjutnya diketahui bahwa kemampuan lensa cembung untuk memberikan resolusi tinggi sudah sampai pada batasnya, meskipun kualitas dan jumlah lensanya telah ditingkatkan. Belakangan diketahui bahwa ternyata panjang gelombang dari sumber cahaya yang digunakan untuk pencahayaan berpengaruh pada daya resolusi yang lebih tinggi. Hal ini belum memuaskan peneliti pada masa itu, sehingga pencarian akan mode baru akan mikroskop terus dilakukan (Aryulina 2003: 214)
Macam-macam mikroskop diantaranya: 1) Mikroskop cahaya, Pada awal abad ke-17 ketika dunia ilmu pengetahuan pada masa itu mulai menduga adanya dunia renik yang tak terlihat akibat terbatasnya kemampuan mata manusia. Padahal dunia itu berpengaruh pada hidup manusia. Maka dibuatlah apa yang kini kita sebut mikroskop. Kata ini berasal dari bahasa Yunani di mana mikros berarti kecil dan scopium berarti melihat, 2) Mikroskop electron, Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin terdapat elektron seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya (Campbell 200: 112).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 13.00 – 15.00 WIB, hari kamis, tanggal 23 September 2010. Bertempat di Jurusan Biologi Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam  Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan 
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, cotton buds, kaca benda, kaca penutup, kertas, mikroskop, minyak imersi, pipet tetes, pensil, silet.

3.3. Cara Kerja
Terlebih dahulu siapkan mikroskop, letakkan mikroskop di hadapan mata, amati bagian-bagian mikroskop tersebut, kemudian gambar dan catat hasil yang di dapat dalam lembar kerja.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil berupa gambar sebagai berikut :
Gambar : Mikroskop dan bagian-bagiannya

Keterangan Gambar
1.      Lensa okuler 
2.      Tabung
3.      Revolver
4.      Lensa Objektif
5.      Lengan
6.      Meja objek
7.      Diafragma
8.      Cermin
9.      Sekrup pengarah kasar
10.  Sekrup pengarah halus
11.  Kaki mikroskop

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah di lakukan didapatkan bahwa mikroskop merupakan alat pembesar yang dapat melihat benda yang berukuran kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, sehingga mikroskop dapat membantu manusia memecahkan masalah tentang organism yang berukuran kecil. Dari praktikum ini juga didapatka hasil berupa gambar dari mikroskop. Menurut Syamsuri (2004: 6), bahwa mikroskop merupakan alat pembesar yang diperlukan untuk melihat bakteri, melihat isi dari sel pada makhluk hidup, bentuk organisme-organisme yang kecil, dan untuk melihat jaringan yang ada di dalam tubuh organisme, serta banyak lagi hal lainnya.
Mikroskop memiliki bagian-bagian yang terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian mekanis yang bersifat sekunder namun sangat penting agar mikroskop dapat digunakan dengan baik, kemudian bagian optik yang merupakan bagian primer pada mikroskop. Menurut Aryulina (2003: 212),  bahwa bagian mekanis terdiri dari kaki mikroskop, lengan, meja benda,, sekrup pengarah kasar, sekrup pengarah halus dan bagian optik terdiri dari cermin, lensa kondensor, diafragma, lensa objektif, lensa okuler.
Mikroskop memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi berbeda-beda sesuai fungsinya masing-masing. Menurut Syamsuri (2003: 21), fungsi bagian-bagian mekanis yaitu meja benda yang berfungsi untuk meletakkan objek yang akan diamati. Pada bagian tengah meja terdapat lubang yang berfungsi untuk meloloskan cahaya yang berasal dari cermin pemantul. Sekrup penggerak objek berfungsi untuk menggerakkan sediaan kekiri dan kesebelah kanan. Sekrup pengatur jarak antara teropong dengan sediaan jumlahnnya 2 buah atau menjadi satu, yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai pengatur atau penggerak kasar (makrometer) dan sebagai penggerak halus (micrometer).
Menurut Anonim (2009: 2), fungsi bagian-bagian optik yaitu cermin berfungsi memantulkan cahaya ke objek yang di amati, lalu lensa kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke obyek yg sedang diamati. Apabila kondisi ruangan kekurangan cahaya maka dengan menggunakan cermin cekung dan mengatur kondensor akan diperoleh pencahayaan yang lebih baik dari semula. Diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang diperlukan saat mengamati obyek yang akan diamati. Lensa objektif berfungsi memperbesar objek yang akan diamati secara langsung. Lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif.
Menurut (Campbell 2002: 112), mikroskop terbagi menjadi 2 macam diantaranya: 1) Mikroskop cahaya, Pada awal abad ke-17 ketika dunia ilmu pengetahuan pada masa itu mulai menduga adanya dunia renik yang tak terlihat akibat terbatasnya kemampuan mata manusia. Padahal dunia itu berpengaruh pada hidup manusia. Maka dibuatlah apa yang kini kita sebut mikroskop. Kata ini berasal dari bahasa Yunani di mana mikros berarti kecil dan scopium berarti melihat, 2) Mikroskop electron, Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin terdapat elektron seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya.
Bagian-bagian mikroskop yang berhubungan dengan cahaya yaitu lensa cekung dan lensa cembung, kondensor, diafragma. Lensa berperan dalam menangkap gelombang cahaya, lalu merefleksikan gelombang cahaya tersebut kemeja benda. Setiap mikroskop memiliki dua cermin yaitu cermin cembung dan cermin cekung. Menurut Fahrani (2009: 3), bahwa penggunaan cermin tergantung kepada besar nilai objektif yang dipakai dan ada tidaknya cahaya yang melewati kondensor. Nilai numerical aperture sangat berpengaruh terhadap pembesaran mikroskop. Numerical aperture adalah pengukuran daya pisah lensa objektif semakin tinggi nilai numerical aperturenya, semakin besar kekuatan pembesaran lensa objektif untuk merefleksikan struktur dari objek yang akan diamati.
Mikroskop memiliki pembesaran untuk mengamati objek agar objek dapat diamati dengan jelas untuk memilih pembesaran yang diperlukan dilakukan dengan memutar revolver. Menurut Syamsuri (2003: 21), bahwa pembesaran yang dapat dilihat melalui mikroskop merupakan pembesaran yang diperoleh melalui hasil kali pembesaran dari dua system lensa objektif yang dekat dengan objek dan lensa okuler yang dekat dengan mata, pembesaran mikroskop terdiri dari 4x10, 10x10, dan 40x10.

BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilaksanakan dapat diambil suatu kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1.      Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis dan transparan.
2.      Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron.
3.      Lensa yang digunakan pada mikroskop adalah lensa okuler dan lensa objektif yang merupakan lensa konvergen.
4.      Mikroskop terdiri dari dua bagian yaitu bagian mekanis dan bagian optik.
5.      Perbesaran yang sering  terdapat pada mikroskop optic yaitu 4x10, 10x10 dan 40x10.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Mikroskop. www.wikipedia.org. 21-09-2010. 15.14 WIB
 
Aryulina, Dyah. 2003. Biologi Jilid I. Esis. Jakarta : xx + 120 hlm.
 
Campbell. 2000. Biologi Edisi ke-5 Jilid I. Erlangga. Jakarta : xxi + 138 hlm.
 
Campbell. 2002. Biologi Jilid I. Erlangga. Jakarta : xxi + 138 hlm.
 
Fahrani. 2009. Mikroskop. www.google.com. 21-09-2010. 15.00 WIB.
 
Syamsuri, Istamar. 2003. Sains Biologi. Erlangga. Jakarta : xi + 142 hlm.
 
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi Dasar. Erlangga. Jakarta : xiii  + 177 hlm.

0 komentar:

Post a Comment

Cara Seo Blogger