Ads 468x60px

Saturday 7 December 2013

EMBRIOLOGI AYAM (PREPARAT SECTION)


LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II
EMBRIOLOGI AYAM (PREPARAT SECTION)
 
 


 
OLEH

                             NAMA                 : NEDDY FERDIANSYAH
                                    NIM                      : 08101004016
                                    KELOMPOK      : II (DUA)
ASISTEN             : MARGARET PRICILIA




LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain sel tunggal (yang telah dibuahi), blastomer, blastula, gastrula, neurula dan embrio atau janin (Anonim 2012: 1).
Pembentukan embrio dalam uterus telur yang dibuahi melalui tuba fallopi mengalami pembelahan dalam perjalanan itu dan tiba di uterus sebagai blastosis, suatu bola berongga yang ekuivalen dengan blastula pada vertebrata tingkat rendah. Trofoblas terbentuk sangat awal, karena memegang peranan penting dalam pembentukkan plasenta. Energi untuk perkembangan dini dapat dari sejumlah makanan yang terdapat dalam telur dan dari eksresi kelenjar dalam lapisan uterus. Embrio akan berkembang dari massa sel sebelah dalam pada satu sisi dan perifer bila tersebut, trofoblas adalah ekuivalen dengan ektoderm korion (Santoso 2009: 26).
Waktu perkembangan embrio pada ayam mulai dari zigot sampai menetas sekitar 19 sampai 21 hari. Pada waktu telur menetas, hanya dapat dilihat anak ayam baru menetas dan pecahan cangkang telur, sedangkan kuning telur dan albumin sudah habis terserap, bahkan beberapa hari sebelum menetas kantong kuning telur tempat menyimpan kuning telur ditarik kedalam tubuh. Untuk 1-3 hari pasca menetas, kantong kuning telur berfungsi bagian dari sistem pencernaan (Sukra 2000: 99).
Perkembangan embrio ayam terjadi di  luar tubuh  induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dankerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang, melainkan perlu bantuan alat khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar (Aspan 2009: 1).
Kecepatan pembelahan berbeda-beda tergantung dari tipe sel telur atau jumlah dan penyebaran yolk dalam sitoplasma sel telur. Makin banyak jumlah yolk makin lambat kecepatan pembelahannya.Kecepatan pembelahan pada beberapa hewan  ternak dapat diketahui berdasarkan perkiraan jumlah waktu (jam/hari) setelah ovulasi. Proses pembelahan terjadi di dalam tuba falopi dan pada akhirnya blastosis masuk ke dalam tanduk rahim. Pada waktu embrio (blastosis) sampai terakhir, cairan rahim mempunyai komposisi kimia yang berlainan dengan  komposisi cairan ampula atau isthmus. Hal ini membuktikan bahwa embrio pada waktu muda (2-16 sel) memerlukan medium pertumbuhan yang khusus dan bila sudah masuk tahap lanjut (morula) medium juga harus sesuai. Cairan rahim yang terdapat dalam rahim sesuai untuk morula oleh karena itu bila embrio sampai ke dalam rahim belum berbentuk morula maka embrio ini akan mati (Anonim 2012: 1)
Dalam perkembangannya, embrio dibantu  kantung oleh  kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning  yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini  mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen (Aspan 2009: 1).

1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktiukm ini adalah untuk mempelajari perkembangan struktur atau organogenesis pada embrio ayam dimulai dari 24 jam-72 jam pengeraman dan untuk mempelajari histogenesis awal dari beberapa organ.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Embriogenesis merupakan proses perkembangan dari zigot dengan perkembangan organ tubuh (organogenesis), sehingga terbentuk individu yang fungsional, meliputi proses: pembelahan, blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi. Pembelahan merupakan suatu rangkaian proses mitosis yang berlangsung berturut-turut setelah terjadi fertilisasi. Pembelahan zigot terjadi secara cepat, sehingga sel anak tidak sempat tumbuh dan sel anak makin kecil sesuai dengan tingkat perkembangannya dan agar pembelahan menghasilkan sel  anak yang anak disebut morula dan sel anak disebut blastomer. Besar morula tidak jauh berbeda dengan besar zygot karena selama pembelahan berlangsung, zona pelusida tetap utuh dan blastomer-blastomer saling terikat oleh suatu kekuatan yang disebut tigmotaksis. Bila blastomer  suatu blastula katak dipisahkan secara mekanik, blastomer tersebut bergerak tidak menentu dan akan melekat pada blastomer lain bila saling bersentuhan (Anonim 2012: 1).
Bagian-bagian yang terdapat pada telur berbentuk lapisan, tersusun dari dalam ke luar. Bagian telur pertama dimulai dengan sel telur. Sel telur ini kecil dan terlihat sebagai bintik agak putih. Kuning telur dikeluarkan oleh oviduct atau saluran sel telur, kemudian ditambah empat lapisan pemisah albumen (putih telur). Bagian-bagian ini dilindungi oleh dua lapisan "kulit" membran tipis yang transparan, kemudian pada bagian luar kulit ini dibungkus oleh kulit kerabang telur (shell). Hanya beberapa jam sebelum telur dikeluarkan dari tubuh induk, telur mengalami pigmentasi warna. Pigmen ini dihasilkan dalam tubuh ayam. Karena setiap telur dipigmentasi secara terpisah, maka warna setiap ayam nantinya akan bervariasi meskipun telurnya dikeluarkan dari induk yang sama. Setiap induk ayam dapat mengeluarkan telur meskipun tidak dibuahi oleh ayam jantan. Tetapi telur ayam yang tidak dibuahi ini tidak akan mengalami pertumbuhan amnion, allantois, chorion atau embrio (Rusfidra 2007: 1).
Sel telur atau ovum dapat dibedakan menurut jumlah kuning telurnya (yolk) pertama yaitu sel telur oligolestal dimana sel telur yang jumlah kuning telurya sedikit, seperti pada mamalia. Selanjutnya sel kedua adalah sel telur mesolesital dimana jumlah kuning telurnya sedang seperti pada telur amphibi dan ketiga adalah sel telur polilesital yaitu kuning telurnya banyak, sperti pada unggas, reptilia dan mamalia bertelur. Didalam sitoplasma sel telur ada lemak, pigmen, enzim dan unsur lainya, seperti inti sel dan mitokondria. Dari kedua pembagian itu ada yang namanaya bisa digabung yaitu sel telur oligolesital dan sel telur isolesital menjadi sel telur oligolesital. Begitu pula pada sel telur politelolesital (Sukra 2000: 56).
Lapisan korteks telur adalah lapisan plasma yang terletak di bagian sisi dalam membran telur. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang berperan penting saat fertilisasi dan disebut granula korteks. Setiap granula korteks diselaputi oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida. Ukuran diameter granual korteks bervariasi. Pada lapisan granula korteks Amfibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak kehitaman. Oosit membentuk beberapa macam selaput yang berfungsi sebagai pengenal sperma sesama spesiesnya. Ada telur yang menghasilkan selaput khusus di antara permukaan membran selnya dengan membran sel-sel folikel (Santoso 2009: 26).
Sel telur memiliki selaput sel pertama yaitu yang disebut selaput vitelin yang sangat tipis dihasilkan oleh sel telur atau ovum. Pada waktu terjadi fertilisasi selaput ini tersngkat sehingga membantuk selaput yang akan membungkus sel telur. Ruang yang terbentuk di antara selaput plasma dan selaput vitelin ini disebut ruang pri vitelin, dan selaput vitelin disebut selaput fertilisasi. Selaputnya sel telur langsung berbatasan ini disebut sebagai zona pelusida, dan selaput sel telur disebelah luar zona pelusida ini disebut sebagai corona radiata (sukra 2000: 57).
Pada prinsipnya semua jenis telur mempunyai struktur yang sama, Telur terdiri dari enam bagian yaitu: kerabang telur atau kulit luar (shell), selaput kerabang, putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chalaza) dan sel benih (germ plasm). Masing-masing bagian memiliki fungsi khas.Kerabang telur berfungsi sebagai pelindung embrio dari gangguan luar yang tidak menguntungkan. Kerabang juga berfungsi melindungi putih telur dan kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi dari zat-zat yang tidak diinginkan. Kerabang telur memiliki pori-pori sebagai media lalu lintas gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) selama proses penetasan (Anonim 2012: 1).
Bentuk awal embrio ayam pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio (sukra 2000: 57).
Oksigen diperlukan embrio untuk proses pernapasan dan perkembangannya.Putih telur merupakan tempat penyimpanan air dan zat makanan di dalam telur yang digunakan untuk pertumbuhan embrio. Kuning telur merupakan bagian telur yang bulat bentuknya, berwarna kuning sampai jingga dan terdapat di tengah-tengah telur. Kuning telur mengandung zat lemak yang penting bagi pertumbuhan embrio. Di dalam kuning telur terdapat sel benih yang menjadi unsur utama embrio unggas. Pada bagian ujung yang tumpul dari telur terdapat rongga udara yang berguna untuk bernapas bagi embrio selama periode penetasan, yang berlangsung rata-rata 20-22 hari (Anonim 2012: 1).
Sel telur yang terdapat dalam telur dan sudah dibuahi adalah bakal anak ayam. Sebelum telur menetas, bakal anak ini disebut embrio.Embrio ini harus mendapatkan makanan untuk pertumbuhannya. Embrio ini mendapatkan makanan dari kuning telur (yolk). Karena itulah sebabnya mengapa sel telur selalu menempel atau berada pada pinggir kuning telur. Satu atau dua hari setelah telur ayam menetas dan mengeluarkan anak ayam, kuning telur masih tersisa dan melekat pada perut atau tali pusat (umbilical cord) anak ayam tersebut. Kuning telur tersebut digunakan sementara untuk sumber makanan anak ayam (sukra 2000: 57).
Sel telur polilesital, selain kuning telur dilengkapi dengan cadangan makanan berupa albumen atau putih telur. Untuk melindungi diri dari gangguan luar, sel telur polilesital dilengkapi dengan kulit kerabang yang kuat. Ini berarti bahwa embrio sel telur polilesital berkembang di dalam sel telur. Pada bangsa burung, embrio berkembang di dalam telur tubuh induk oleh karena itu untuk keperluan perkembangan embrio harus memiliki jumlah makanan yang cukup. Di sini harus dipahami dan dibedakan antara sel telur dan telur (Nalbandov 1995 : 96).

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.      Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Telur dengan waktu pengeraman 24 jam
                                                                                             Klasifikasi :
                                                                                             Kingdom: Animalia
                                                                                             Filum      : Chordata
                                                                                             Class       : Aves
                                                                                             Ordo       : Galliformes
                                                                                             Famili     : Turnicidae
                                                                                             Genus     : Turnix
                                                                                             Spesies   : Turnix susciator
                                                                                             Nama      : Burung Puyuh
                                                                                            


                                                                                             Keterangan         :
1.      Yolk
2.      Lapisan albumin
3.      Kalaza
4.      Germinal disk







  1. Telur dengan waktu pengeraman 48 jam
                                                                                       Keterangan         :
1.      Pulau-pulau darah
2.      Lapisan albumin
3.      Kalaza
4.      Yolk



  1. Telur dengan waktu pengeraman 72 jam
                                                                                       Keterangan         :
1.      Jantung
2.      Vena vitelin
3.      Yolk
4.      Mesensefalon
5.      Neuroforus anterior
6.      Lapisan albumin
7.      Tunas sayap
8.      Area pelusida
9.      Pulau-pulau darah

4.2.      PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan terhadap embrio telur yang berumur 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Pada telur yang berumur 24 jam masih dapat di temukan kalaza, albumen, yolk dan amnion. Menurut Rusfidra (2007: 1) kuning telur dikeluarkan oleh oviduct atau saluran sel telur, kemudian ditambah empat lapisan pemisah albumen (putih telur). Bagian-bagian ini dilindungi oleh dua lapisan "kulit" membran tipis yang transparan, kemudian pada bagian luar kulit ini dibungkus oleh kulit kerabang telur (shell). Putih telur (albumen) berfungsi sebagai pelindung embrio selama pertumbuhannya. Pada saat telur tergoncang atau bergerak tiba-tiba akibat getaran, maka putih telur yang mengelilingi embrio dan kuning telur akan melindungi embrio dan berfungsi sebagai bantalan.
                        Pada masa pengeraman embrio 24 jam, akan memperlihatkan ciri mudah dibedakannya antara daerah intra embrional dengan daerah ekstra embrional. Menurut Kamaludin (1995: 92) bahwa daerah ekstra embrional terdiri area pelusida dan area opaka. Daerah kepala mengalami perkembangan agak cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan terjadi lipatan kepala (haed fold), mula-mula ke ventral, setelah ke ventral daerah kepala terangkat dan melipat ke posterior. Kemudian terjadi penutupan neural fold secara bertahap mulai daerah di atas AIP ke posterior, dengan demikian terbentuk tabung otak.
                        Pada embrio yang berumur 48 jam masih terdapat albumen, yolk dan kuning telur. Pada umur embrio tersebut sudah terlihat pulau-pulau darah. Menurut pendapat Anonim  (2012: 4) bahwa pada umur 2 hari adalah awal perkembangan janin. Pada awalnya yang memisahkan formulir satu sel lapisan atas kuning telur, tetapi karena sel terus divisi dua lapisan yang dibentuk. Inilah yang disebut ectoderm (paling atas) dan endoderm (di bawah) lapisan. Pada tahap ini sekitar pusat sel yangblastoderm terpisah dari kontak mereka dengan hakekat untuk membentuk sebuah rongga. Berada dalam rongga ini yang terjadi setelah perkembangan janin. Segera setelah formasi dari ectoderm dan endoderm, ketiga lapisan sel yang disebut mesoderm atau tengah adalah lapisan yang dibentuk. Dari pada tahap ini    organ-organ dan sel-sel ini akan berkembang dari tiga lapisan dari sel yaitu  ectoderm yang menghasilkan sistem yang gelisah, bagian mata, yang bulu, paruh, kulit dan jari.
                        Pada embrio umur 72 jam mulai terbentuk vena vitelin dan jantung. Menurut pendapat Aspan (2009: 2) pada  jantung hari ketiga ini, sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop  gelembung dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.
                        Telur untuk menetas membutuhkan waktu. Menurut Sukra (2000: 99) bahwa waktu perkembangan embrio pada ayam mulai dari zigot sampai menetas sekitar 19 sampai 21 hari. Pada waktu telur menetas, hanya dapat dilihat anak ayam baru menetas dan pecahan cangkang telur, sedangkan kuning telur dan albumin sudah habis terserap, bahkan beberapa hari sebelum menetas kantong kuning telur tempat menyimpan kuning telur ditarik kedalam tubuh. Untuk 1-3 hari pasca menetas, kantong kuning telur berfungsi bagian dari sistem pencernaan.
                        Pada masa pengeraman embrio embrio stadium 72 jam inkubasi maka embrio mengalami perlekukan servikal sehingga daerah rhombencephalon berada disebelah dorsal dan telencephalon mendekati perkembangan jantung. Menurut Kamaluddin (1995 : 105) menyatakan bahwa lipatan kepala makin berkembang ke arah posterior, sebaliknya dengan amniotic tail fold akan berkembang ke arah anterior, dan lateral body fold semakin manutup. Mata terletak lebih ke arah caudal dari pada otosis. Di daerah ventro lateral rhombencephalon berkembang derivat neural cest berupa pasangan ganglion saraf kranial. Terjadi penebalan mesoderm yang akan berkembang menjadi upper limb bud merupakan primordial sayap. Sedangkakn di daerah kauda dibentuk lower limb bud yaitu primordial kaki. Pada stadium embrio masa pengeraman 72 jam terbentuk lebih kurang 35 somit

BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
1.      Pada pengeraman 24 jam dengan ciri-ciri masih seperti telur biasanya yaitu   ditemukan kalaza, lapisan albumin, germinal disk dan yolk.          
2.      Pada pengeraman 48 jam ditemukan pulau-pulau darah, lapisan albumin, dan yolk.
3.      Pada pengeraman 72 jam dengan ciri yaitu terdapat jantung yang masih berdenyut, yolk, mesensefalon, neuroforus anterior, lapisan albumin, vena vitelin, area pelusida, dan tunas sayap.
4.      Faktor yang mempengaruhi penetasan adalah lamanya pengeraman, suhu, temperatur, lingkungan, makanan.
5.      Organ lebih terlihat jelas pada telur dengan waktu pengeraman 72 jam.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2012. Embriologi. www.wkipiedia.com (diakses tanggal 29 Maret 2012).

Aspan. 2009. Perkembangan Embrio Ayam. www.aspan-gabe.com/perkembangan-embrio-ayam#more-280 (diakses tanggal 25 Mei 2010).

Nalvandov, A, V. 2000. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas Edisi Ketiga. UI-Press. Jakarta : xv + 378 Hlm.

Rusfidra. 2007. Keajaiban Telur. www.blogspot.com (diakses tanggal 25 Mei 2010).

Sukra, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan embrio. Benih Masa Depan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Bogor : xii + 392 hlm

1 komentar:

Cara Seo Blogger