Palembang merupakan
kota besar yang kaya akan aliran sungai oleh karena itu Palembang disebut juga
dengan Batanghari, selain itu wilayah Palembang kaya akan kawasan rawa gambut
yang terhampar disisi tiap jalan wilayah Palembang-Indralaya, hijaunya kawasan
rawa gambut menjadi panorama tersendiri yang indah untuk dinikmati mata dan memberikan
kesegaran bagi penduduknya.
Kini semua keindahan
itu tinggal menjadi cerita, sebagian besar wilayah hutan rawa gambut Palembang
terbakar. Hal ini diakibatkan 2 faktor yang paling berpengaruh, pertama faktor
iklim, dimana iklim saat ini tidak menentu, hujan diwilayah Palembang seakan2
menjadi primadona yang ditunggu-tunggu kehadirannya, namun sayangnya hujanpun
tak kunjung datang dan suhu panas semakin tinggi, sehingga menyebabkan kebakaran
hutan yang sangat luar biasa. Faktor kedua Manusia, ini merupakan faktor yang
sangat besar karena ulah manusia yang tidak sadar akan lingkungan dan pemikiran
yang ingin kesenangan sendiri dengan sengaja membakar kawasan rawa gambut, hal
ini dikarenakan mereka yang memiliki kepentingan pribadi untuk membuka lahan
dengan sengaja membakar hutan sehingga kebakaran tersebut seakan-akan
disebabkan oleh alam.
Kebakaran hutan rawa
gambut menyebabkan polusi yang sangat besar yaitu polusi udara. Polusi ini
berupa asap dimana-mana, sehingga Kabut asap pun menyerang sejumlah wilayah, termasuk
Palembang dan wilayah sekitarnya. Kini kabut asap dari kebakaran
hutan dan lahan yang kini dirasakan semakin parah menyelimuti udara Kota
Palembang dan beberapa daerah lainnya. Sumber dari kabut asap di Palembang
bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah seperti Kabupaten
Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Musirawas, dan Musi Banyuasin.
Akibat dari Kabut asap yang mencemari udara ibukota Provinsi Sumsel ini,
mengakibatkan ribuan warga setempat mengalami gangguan kesehatan seperti
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan iritasi mata.
Dampak dari kebakaran
hutan sangat kompleks. Kebakaran hutan tidak hanya berdampak terhadap ekologi
dan mengakibatkan kerusakan lingkungan saja. Namun dampak dari kebakaran hutan
ternyata mencakup bidang-bidang lain. Ada 4 aspek yang terindikasi sebagai dampak dari kebakaran hutan.
Keempat dampak tersebut mencakup dampak terhadap kehidupan sosial, budaya, dan
ekonomi, dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan, dampak terhadap
hubungan antar negara, serta dampak terhadap perhubungan dan pariwisata.
Dampak
Terhadap Sosial, Budaya, dan Ekonomi diantaranya terganggunya
aktivitas sehari-hari; Asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan secara
otomatis mengganggu aktivitas manusia sehari-hari,
apalagi bagi yang aktivitasnya dilakukan di luar ruangan, terganggunya
aktivitas manusia akibat kebakaran hutan dapat mempengaruhi produktivitas dan
penghasilan.
Dampak
Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan.
Kebakaran hutan memberikan dampak langsung terhadap ekologi dan lingkungan yang
diantaranya adalah Hilangnya sejumlah spesies; selain membakar aneka flora, kebakaran hutan juga mengancam kelangsungan hidup
sejumlah binatang. Bebrabagai spesies endemik (tumbuhan
maupun hewan) terancam punah akibat kebakaran hutan, Erosi; Hutan dengan
tanamannya berfungsi sebagai penahan erosi. Ketika tanaman musnah akibat
kebakaran hutan akan menyisakan lahan hutan yang mudah terkena erosi baik oleh
air hujan bahkan angin sekalipun dan Pemanasan global; Kebakaran hutan menghasilkan
asap dan gas CO2 dan gas lainnya. Selain itu, dengan terbakarnya hutan akan
menurunkan kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon. Keduanya berpengaruh besar
pada perubahan iklim dan pemansan global.
Dampak
Terhadap Hubungan Antar Negara karena asap hasil
kebakaran hutan menjadi masalah serius bukan hanya di daerah sekitar hutan saja.
Asap terbawa angin hingga ke daerah lain bahkan mencapai berbagai negara
tetangga.
Dampak
Terhadap Perhubungan dan Pariwisata karena kebakaran
hutan pun berdampak pada pariwisata baik secara langsung ataupun tidak.
Dampaknya seperti ditutupnya obyek wisata hutan dan berbagai sarana pendukungnya,
terganggunya transportasi, terutama transportasi udara. Kesemunya berakibat
pada penurunan tingkat wisatawan secara nasional. >>>nf7
0 komentar:
Post a Comment