Ads 468x60px

Monday 20 October 2014

Negeri kahyangan di sisi Kota Palembang


Palembang merupakan kota besar yang kaya akan aliran sungai oleh karena itu Palembang disebut juga dengan Batanghari, selain itu wilayah Palembang kaya akan kawasan rawa gambut yang terhampar disisi tiap jalan wilayah Palembang-Indralaya, hijaunya kawasan rawa gambut menjadi panorama tersendiri yang indah untuk dinikmati mata dan memberikan kesegaran bagi penduduknya.
         Kini semua keindahan itu tinggal menjadi cerita, sebagian besar wilayah hutan rawa gambut Palembang terbakar. Hal ini diakibatkan 2 faktor yang paling berpengaruh, pertama faktor iklim, dimana iklim saat ini tidak menentu, hujan diwilayah Palembang seakan2 menjadi primadona yang ditunggu-tunggu kehadirannya, namun sayangnya hujanpun tak kunjung datang dan suhu panas semakin tinggi, sehingga menyebabkan kebakaran hutan yang sangat luar biasa. Faktor kedua Manusia, ini merupakan faktor yang sangat besar karena ulah manusia yang tidak sadar akan lingkungan dan pemikiran yang ingin kesenangan sendiri dengan sengaja membakar kawasan rawa gambut, hal ini dikarenakan mereka yang memiliki kepentingan pribadi untuk membuka lahan dengan sengaja membakar hutan sehingga kebakaran tersebut seakan-akan disebabkan oleh alam.


Kebakaran hutan rawa gambut menyebabkan polusi yang sangat besar yaitu polusi udara. Polusi ini berupa asap dimana-mana, sehingga Kabut asap pun menyerang sejumlah wilayah, termasuk Palembang dan wilayah sekitarnya. Kini kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan yang kini dirasakan semakin parah menyelimuti udara Kota Palembang dan beberapa daerah lainnya. Sumber dari kabut asap di Palembang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah seperti Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Musirawas, dan Musi Banyuasin. Akibat dari Kabut asap yang mencemari udara ibukota Provinsi Sumsel ini, mengakibatkan ribuan warga setempat mengalami gangguan kesehatan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan iritasi mata.
Dampak dari kebakaran hutan sangat kompleks. Kebakaran hutan tidak hanya berdampak terhadap ekologi dan mengakibatkan kerusakan lingkungan saja. Namun dampak dari kebakaran hutan ternyata mencakup bidang-bidang lain. Ada 4 aspek yang terindikasi sebagai dampak dari kebakaran hutan. Keempat dampak tersebut mencakup dampak terhadap kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi, dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan, dampak terhadap hubungan antar negara, serta dampak terhadap perhubungan dan pariwisata.
Dampak Terhadap Sosial, Budaya, dan Ekonomi diantaranya terganggunya aktivitas sehari-hari; Asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan secara otomatis mengganggu aktivitas manusia sehari-hari, apalagi bagi yang aktivitasnya dilakukan di luar ruangan, terganggunya aktivitas manusia akibat kebakaran hutan dapat mempengaruhi produktivitas dan penghasilan.
Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan. Kebakaran hutan memberikan dampak langsung terhadap ekologi dan lingkungan yang diantaranya adalah Hilangnya sejumlah spesies; selain membakar aneka flora, kebakaran hutan juga mengancam kelangsungan hidup sejumlah binatang. Bebrabagai spesies endemik (tumbuhan maupun hewan) terancam punah akibat kebakaran hutan, Erosi; Hutan dengan tanamannya berfungsi sebagai penahan erosi. Ketika tanaman musnah akibat kebakaran hutan akan menyisakan lahan hutan yang mudah terkena erosi baik oleh air hujan bahkan angin sekalipun dan Pemanasan global; Kebakaran hutan menghasilkan asap dan gas CO2 dan gas lainnya. Selain itu, dengan terbakarnya hutan akan menurunkan kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon. Keduanya berpengaruh besar pada perubahan iklim dan pemansan global.
Dampak Terhadap Hubungan Antar Negara karena asap hasil kebakaran hutan menjadi masalah serius bukan hanya di daerah sekitar hutan saja. Asap terbawa angin hingga ke daerah lain bahkan mencapai berbagai negara tetangga.
          Dampak Terhadap Perhubungan dan Pariwisata karena kebakaran hutan pun berdampak pada pariwisata baik secara langsung ataupun tidak. Dampaknya seperti ditutupnya obyek wisata hutan dan berbagai sarana pendukungnya, terganggunya transportasi, terutama transportasi udara. Kesemunya berakibat pada penurunan tingkat wisatawan secara nasional.
>>>nf7

0 komentar:

Post a Comment

Cara Seo Blogger